ALAT-ALAT PENGUJIAN MATERIAL LABORATORIUM TEKNIK MESIN (UNIMED) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
1. Microhardness Tester (FM - 800)
2. Full Automatic Load - Cell System Rocwell Type Hardness Tester ( LC - 200 RB )
3. Foundry Master ( Oxford Instruments) Uji Komposisi Material
4. Head Treatment
Naberthern More Than Heat 30 - 3000 C
5. Roncorder (EC 1550 ) " Kosaka Laboratory Ltd "
Uji Kekerasan
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties)
dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force)
dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari
suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur
mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal
artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula.
Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu
material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).
Di
dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru
dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas tertentu.
Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
Pengujian
kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja
(identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut
(spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang
memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000
kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun
terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
Uji kekerasan brinnel dirumuskan dengan :
Gambar 1 Pengujian Brinnel
Dimana :
D = Diameter bola (mm)
d = impression diameter (mm)
F = Load (beban) (kgf)
HB = Brinell result (HB)
Pengujian
kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola
baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji
tersebut.
Gambar 3 Pengujian Rockwell
|
Untuk
mencari besarnya nilai kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell
dijelaskan pada gambar 4, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan oleh
indentor dengan beban minor (Minor Load F0) setelah itu ditekan dengan beban mayor (major Load F1)
pada langkah 2, dan pada langkah 3 beban mayor diambil sehingga yang
tersisa adalah minor load dimana pada kondisi 3 ini indentor ditahan
seperti kondisi pada saat total load F yang terlihat pada Gambar 4.
Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel 1.
|
Gambar 4 Prinsip kerja metode pengukuran kekerasan Rockwell
Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan dengan metode Rockwell.
HR = E - e
Dimana :
F0 = Beban Minor(Minor Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor(Major Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mm
E
= Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line
yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table
1
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness
Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range uji dalam skala Rockwell.
Tabel 1 Rockwell Hardness Scales
Scale
|
Indentor |
F0 (kgf) |
F1 (kgf) |
F (kgf) |
E |
Jenis Material Uji |
A
|
Diamond cone |
10
|
50
|
60
|
100
|
Exremely hard materials, tugsen carbides, dll |
B
|
1/16" steel ball |
10
|
90
|
100
|
130
|
Medium hard materials, low dan medium carbon steels, kuningan, perunggu, dll |
C
|
Diamond cone |
10
|
140
|
150
|
100
|
Hardened steels, hardened and tempered alloys |
D
|
Diamond cone |
10
|
90
|
100
|
100
|
Annealed kuningan dan tembaga |
E
|
1/8" steel ball |
10
|
90
|
100
|
130
|
Berrylium copper,phosphor bronze, dll |
F
|
1/16" steel ball |
10
|
50
|
60
|
130
|
Alumunium sheet |
G
|
1/16" steel ball |
10
|
140
|
150
|
130
|
Cast iron, alumunium alloys |
H
|
1/8" steel ball |
10
|
50
|
60
|
130
|
Plastik dan soft metals seperti timah |
K
|
1/8" steel ball |
10
|
140
|
150
|
130
|
Sama dengan H scale |
L
|
1/4" steel ball |
10
|
50
|
60
|
130
|
Sama dengan H scale |
M
|
1/4" steel ball |
10
|
90
|
100
|
130
|
Sama dengan H scale |
P
|
1/4" steel ball |
10
|
140
|
150
|
130
|
Sama dengan H scale |
R
|
1/2" steel ball |
10
|
50
|
60
|
130
|
Sama dengan H scale |
S
|
1/2" steel ball |
10
|
90
|
100
|
130
|
Sama dengan H scale |
V
|
1/2" steel ball |
10
|
140
|
150
|
130
|
Sama dengan H scale |
Pengujian
kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang
cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti
ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil
dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai
1000 gram.
Angka
kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien)
dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari
indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). Rumus
untuk menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode vikers yaitu :
Gambar 3 Pengujian Vikers Gambar 4 Bentuk indentor Vickers (Callister, 2001)
Dimana,
HV = Angka kekerasan Vickers
F = Beban (kgf)
d = diagonal (mm)
Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness
testing merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang
nilai kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur
material yang getas seperti keramik.
|
Gambar 5 Bentuk indentor Knoop ( Callister, 2001) |
Dimana,
HK = Angka kekerasan Knoop
F = Beban (kgf)
l = Panjang dari indentor (mm)
Nah,
setelah kita mengetahui macam-macam pengujian untuk uji kekerasan maka
kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk menentukan
metode uji kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus memperhatikan
hal-hal dibawah ini :
a. Permukaan material
b. Jenis dan dimensi material
c. Jenis data yang diinginkan
d. Ketersedian alat uji
|
|