Jumat, 29 Juli 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN RODA GIGI  LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA

Diajukan Untuk Dapat Mengikuti Seminar PKLI

Oleh :

SEHONO
NIM. 508222026




FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKLI


Laporan ini diajukan oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
Jurusan Teknik Mesin, Jenjang D3
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan



Telah Diperiksa dan Disetujui
Untuk Mengikuti Seminar PKLI



Medan,    Maret  2011
Dosen Pembimbing


Ir. Erma Yulia, MT
NIP. 196806111997022001


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN RODA GIGI  LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA

Disusun oleh :
SEHONO
NIM. 508222026

Medan,    Maret  2011
Pembimbing Lapangan      Dosen Pembimbing PKLI


Ir. Sulardi          Ir. Erma Yulia, MT.
NIP. 196806111997022001

Ketua Jurusan


Drs. Hidir Efendi, M.Pd
NIP. 196101251987031001


i

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulliah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia
yang  telah  diberikan-Nya  kepada  penulis  sehingga  dapat  menyelesaiakan  program  Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Medan yaitu PKLI beserta penyusunan Laporan.
Laporan  PKLI  ini  disusun  sebagai  salah  satu  pertanggung  jawaban  atas  pelaksanaan
PKLI yang bertempat di CV. MULTI KARYA UTAMA, Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15
Medan yang merupakan tugas matakuliah Praktek Kerja Lapangan Industri bagi mahasiswa pada
semester  VI  pada  Jurusan  Teknik  Mesin  Universitas  Negeri  Medan.  Penyelenggaraan  PKLI
dilaksanakan  pada  bulan  Januari  –  Pebruari  tahun  2011.  Pemabahasan  laporan  ini  mencakup
tentang  gambaran  umum  dalam  pelaksanaan  PKLI,  gambaran  umum  perusahaan,  lay  out
perusahaan, teknik pengerjaan benda, proses pengerjaan roda gigi pada mesin hobbing.
Di  dalam  penulisan  laporan  PKLI  ini,  penulis  banyak  mendapatkan  dukungan  serta
bimbingan  dari  semua  pihak.  Oleh  sebab  itu  pada  kesempatan  yang  baik  ini  penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.  Bapak  Drs.  Sempurna  Peranginangin,  M.Pd,  selaku  Pembantu  Dekan  I  di  Fakultas
Teknik UNIMED.
2.  Bapak  Drs.Hidir Efendi,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
3.  Bapak Drs.Pudin Saragih, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin.
4.  Bapak Drs.Selamat Riadi, selaku Kepala Lab Teknik Mesin UNIMED.
5.  Bapak Drs.Eka Daryanto,MT, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin D3 UNIMED.
6.  Bapak Adi Santoso sebagai Direktur CV.Karya Mulya Utama
7.  Bapak Ir. Sulardi, selaku Mandor di CV. Karya MulyaUtama beserta seluruh Karyawan.
8.  Bapak Suriadi, selaku Teknisi serta pemberi arahan pada penulis.
9.  Ayahanda Hadimulyono dan Ibunda Sariyem selaku Orang Tua dari penulis, dan Bapak
Tukidi  beserta  Ibu  Sarinem  yang  telah  benyak  mendukung  di  dalam  perkuliahan  baik
berupa doa, semangat dan juga materi.
10. Teman – teman yang juga selalu memberikan panduan, arahan dan doa.
ii

Penulis  menyadari  bahwa  dalam  penyusunan  laporan  PKLI  ini  masih  terdapat
kekurangan  dalam  penulisan,  baik  itu  dari  segi  isi  materi  maupun  tata  letak  bahasa  yang
dipergunakan  yang  merupakan  keterbatasan  penulis.  Dengan  demikian  penulis  meminta
maaf,  demi  kelengkapan  dan  kesempurnaan  laporan  ini  penulis  mengharapkan  kritik  dan
saran yang membangun.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) dapat bermanfaat bagi penulis
dan juga para pembaca.

Medan,   Maret 2011

Penulis














iii

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….  i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...  iii 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………….  1
B. Tujuan dan Manfaat PKLI……………………………………………...  2
C. Materi Praktek Kerja Lapangan Indutri ………………………………...  3 
D. Dasar Pelaksanaan .……………………………………………………..  4 
E. Waktu dan Tempat ……………………………………………………..  4
F. Pelaksana ………………………………………………………………  4
BAB II SEJARAH  UMUM PERUSAHAAN
A.  Sejarah Perusahaan ……………………………………………………..  5
B.  Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………………..  6
C.  Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan ………………………..  7
D.  Teknik Penanganan Job ………………………………………………..  7
E.  Pengendalian Mutu Perusahaan ………………………………………..  8
F.  Metode Pemasaran ……………………………………………………..  8
G.  Layout Perusahaan ……………………………………………………..  9
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A.   Pengertian Roda Gigi …………………………………………………..  12
B.  Klasifikasi Roda Gigi …………………………………………………..  12
C.  Profil Roda Gigi ………………………………………………………..  15
D.  Nama-Nama Bagian Roda Gigi …………………………………………  16
E.  Rumus dalam Membuat Roda Gigi ……………………………………..  17
F.  Mesin Hobbing ………………………………………………………….  18

iv

BAB IV LANGKAH MENBUAT RODA GIGI LURUS dengan MESIN HOBBING
A. Pembentukan Awal ……………………………………………………   29
B. Pengerjaan Bahan Roda Gigi ………………………………………….  30
C. Perhitungan Roda Gigi …………………………………………………  30
D. Langkah Pembuatan Roda Gigi ………………………………………..  31
E. Hasil Kerja Mesin Hobbing ……………………………………………  36
F. Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI …………………………………….  36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN              38
DAFTAR PUSTAKA                   39
LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Pelaksanaan PKLI
Tujuan Pendidikan Nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berbudi pekerti yang luhur, serta berkepribadian yang
baik,  mandiri,  disiplin,  bekerja  secara  professional,  produktif  dan  yang  paling  utama
bertanggung jawab kapada masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan  di  Perguruan  Tinggi  Negeri  memiliki  peranan  penting  dalam  upaya
meningkatkan  harkat,  martabat,  dan  juga  kualitas  sumber  daya  manusia  (SDM)  yang
mengarah pada peningkatan daya intelektual dan profesionalisme. Dengan demikian salah
satu  Universitas  di  Sumatera  Utara  yaitu  Universitas  Negeri  Medan  (UNIMED),  telah
menyiapkan  tenaga  yang  professional  khususnya  dalam  bidang  industri  dan  juga
mempersiapkan diri untuk manusia yang ahli dalam bidangnya sehingga dapat diharapkan
membantu masyarakat untuk masa depan.
Guna  memenuhi  tuntutan  sebagai  Perguruan  Tinggi  Negeri  yaitu  menciptakan
manusia yang berguna bagi masa depan bangsa, maka Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan  (FT  UNIMED)  melaksanakan  suatu  program  untuk  melatih  keterampilan
mahasiswa di industri dalam matakuliah Praktek Industri. Untuk melatih keterampilan itu
mahasiswa harus turun langsung dan mengikuti semua aturan yang dibuat oleh perusahaan
tersebut,  dimana  CV.  Karya  Mulia  Utama  merupakan  perusahaan  yang  bekerja  dalam
bidang Fabrikasi yang beralamat di Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15 Medan. Dengan
adanya program latihan kepada mahasiswa terhadap perusahaan tersebut, sehingga mampu
menghasilkan  lulusan  yang  dapat  diharapkan  dan  sesuai  dengan  perkembangan  Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).



2

B.  Tujuan dan Manfaat PKLI

1)  Tujuan umum
a)  Sebagai suatu syarat mahasiswa mengikuti matakuliah praktek industri.
b)  Mahasiswa  dapat  memahami  dan  mengaplikasikan  pengetahuan  yang  didapat
dalam perkuliahan ke dunia industri.
c)  Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia indutri
dengan melakukan observasi langsung ke lapangan industri.
d)  Mahasiswa dapat memahami proses industri dengan teori dan praktek yang baik
yang di dapat dalam perkuliahan, serta mampu dalam praktek industri.

2)  Tujuan Khusus
a)  Ingin mengembangkan ilmu, teori, dan pengalaman yang belum kami dapatkan
di  bangku  perkuliahan  sebagai  upaya  pengembangan  diri  sesuai  dengan  nilai
(value) dan tujuan perusahaan.
b)  Berkeinginan menjadi mitra dalam suatu kerjasama yang sesuai dengan disiplin
 ilmu yang kami dapatkan dari bangku perkuliahan.

3)  Manfaat Program PKLI

a)  Manfaat bagi Mahasiswa
(1)  Mahasiswa  dapat  menambah  keahlian  dan  keterampilan  dalam  bidang
teknologi yang berkembang di dunia industri.
(2)  Mahasiswa dapat  membandingkan teori yang di dapat dalam perkuliahan
dengan yang di terima pada saat praktik di lapangan.
(3)  Mahasiswa dapat memahami proses kerja yang sebenarnya secara langsung
pada dunia industry.
(4)  Mahasiswa  dapat  memperoleh  kesempatan  dalam  melakukan  penelitian
atau observasi langsung di lapangan.
b)  Manfaat untuk Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin UNIMED
(1)  Dapat  terjalin  kerjasama  antara  Fakultas  Teknik  Unimed  dengan  dunia
industri.
(2)  Untuk  Fakultas  Teknik  dapat  meningkatkan  mutu  lulusannya  dengan
memadukan pengetahuan dalam kampus dengan di dunia industri.
3

(3)  Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri di perusahaan tersebut.
c)  Manfaat untuk Perusahaan
(1)  Ikut  serta  dalam  mencerdasakan  kehidupan  bangsa  dan  dapat
meningkatkan  kualitas  manusia  yang  mengarahkan  pada  peningkatan
intelektual dan prosfesionalisme.
(2)  Terjalinnya  hubungan  baik  antara  masyarakat  perusahaan  dengan
masyarakat sekitarnya pada bidang-bidang pendidikan, seperti mahasiswa.
(3)  Sebagai  bahan  masukan  bagi  perusahaan  dalam  rangka  memajukan
pembangunan dibidang pendidikan.

C.  Materi Praktek Kerja Lapangan Industri

  Rencana  pelaksanaan  PKLI  ini  setidaknya  mencakup  beberapa  kegiatan  sebagai
berikut:
1)  Melakukan orientasi dan sejarah perusahaan
2)  Mengenal layout perusahaan dan peralatan
3)  Mengenal karakteristik jasa dan manajemen perusahaan
4)  Teknik penanganan jobset (alur pelayanan)
5)  Teknik analisis kerusakan pada job
6)  Teknik pengerjaan benda kerja
7)  Teknik penggunaan peralatan Workshop
8)  Metode pemasaran
9)  Teknik pengendalian mutu perusahaan
10)  Evaluasi pelaksanaan dan silabus.
 







4

D.  Dasar Palaksanaan

1)  Melaksanakan  TRI  DARMA  Perguruan  Tinggi  sebagai  Mahasiswa  Universitas
Negeri Medan ( UNIMED).
2)  Program mata kuliah bersyarat yang harus dilaksanakan mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (FT UNIMED).

E. Waktu dan Tempat
  Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Industri dilaksanakan pada:
Bulan   : Januari s/d Februari 2011
Tempat  : CV. Karya Mulia Utama
     Jl. STM GG Syukur Barat No. 15 Medan.

F.  Pelaksana
  Mahasiswa yang melaksanakan PKLI adalah:
No  Nama  NIM  Jurusan  Program
1  Sehono   508222026  Teknik Mesin  D3
2  Hakimin  508222014  Teknik Mesin  D3













5

BAB II
SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

A.  Sejarah Perusahaan
Perusahaan  CV.  Karya  Mulya  Utama  adalah  salah  satu  perusahaan  yang
bergerak dibidang fabrikasi. Pendiri perusahan  ini  adalah Bapak Ir. H. Katyo
Sumantri.  Jenis  pengerjaan  yang  dilakukan  pada  dasarnya  adalah  sesuai
pesanan serta disesuaikan dengan mesin-mesin yang ada.
Awal  mula  perusahaan  ini  berdiri  pada  tahun  1980,  dengan  hanya  satu
mesin frais yang ditempatkan dibelakang rumah (didapur). Dengan usaha dan
kerja keras Bapak Ir.H. Katyo Sumantri dalam mengembangkan usahanya dan
membuat nama usahanya CV. Karya Mulya.
CV.  Karya  Mulya  yang  mempunyai  motto  “Presisi  Adalah  Ciri  Khas
Utama Kami” membuat perusahaan semakin berkembang dan terus menambah
satu persatu mesin produksinya.
Pada  tahun  1998    CV.  Karya  Mulya  berganti  nama  menjadi  CV.  Karya
Mulya  Utama.  Perusahaan  tersebut  mendaftarkan  nama  perusahaannya  ke
Departemen  Perindustrian  dan  Perdagangan  Republik  Indonesia
(DEPPERINDAG  RI)  dengan  bentuk  perusahaan  perorangan.  CV.  Karya
Mulya  Utama  mempunyai  Tadan  Daftar  Usaha  Perdagangan  (TDUP)  dengan
nomor 00021/ 02/ 3/ TDUP/ II/ 1998 atas nama pemilik/ penanggung jawab Ir.
H.  Katyo  Sumantri  yang  beralamat  di  Jln.  STM  Gg.  Syukur  Barat  No.  15
Medan.
Disamping itu CV. Karya Mulya Utama pernah berkali-kali memperoleh 3
(tiga)  piagam  penghargaan  dan  7  (tujuh)  sertifikat    dari  beberapa  perusahaan
atas  kerja  sama  yang  baik  dengan  memenuhi  produk  sesuai  standart  yang
dipesan  oleh  perusahaan  tersebut.  Salah  satu  diantaranya  yakni  piagam
penghargaan dari PT. Caltex Pasific Indonesia dalam  pembuatan Suffing Box
pada tahun 2000.




6

B.  Struktur Organisasi Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI
CV. KARYA MULIA UTAMA





























Keterangan :
  : Hubungan Langsung
   : Koordinasi






Hj. Syamsinar
Komisaris
Karyawan
Ir. Sulardi
Forman/Mandor Workshop
Vera Lestari
Kabag. Tata Usaha
R.M. Eko Prastyo, ST
Supervisor Pemasaran
Rini Wulandari, ST
Kabag. Umum dan Perlengkapan
Hanna Yurina Wati, SE
Kabag, Keuangan
Ali Tagor
Teknik/Lapangan
1.  Awalluddin
2.  Faisal
3.  Hasrul
4.  Hendra
5.  Junedi
6.  Misno
7.  M. Agus
8.  Ratimin
9.  Sunardi
10. Sugiharto
11. Sangkot
12. Dayat
13. Zuhairi
14. Wardani
15. Juliadi
16. Sopian
17. Riadi
18. Mas. Herianto
19. Garda
Rahmad Adi Santosa
Direktur
7

C.  Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan
1)  Proposal Bisnis
CV. Karya Mulya Utama memberikan jasa kepada setiap pelanggan
yang  datang  untuk  dibuatkan  sesuai  dengan  permintaan  daripada
pelanggan.  Dalam  hal  ini  tidak  memerlukan  atau  tidak  menggunakan
system  proposal  melainkan  pelanggan  sendiri  datang  ke  prusahaan
dengan  membawa  jenis  barang  yang  akan  dikerjakan  dengan
menunjukkan  gambar.  Dan  selanjutnya  pihak  perusahaan  akan
mengajukan  penawaran  harga  baik  secara  langsung  maupun  dengan
selembar surat kepada pelanggan.

2)  Penambahan Dana
CV.  Karya  Mulya  Utama  dalam  usahanya  juga  mendapatkan
penambahan dana yaitu  dari  Bank  BRI  berbentuk  Dana  Bergulir serta
pinjaman kredit yang berasal dari Bank BNI’46 Belawan
3)  Negosiasi
Sistem negosiasi yang berjalan di CV. Karya Mulya Utama tersebut
tidak  jauh  berbeda  dengan  perusahaan-perusahaan  lain,  adapun
negosiasi yang disetujui bersama, apabila selisih penawaran harga yang
diajukan  oleh  CV.  Karya  Mulya  Utama  dengan  Perusahaan  yang
bersangkutan masih dalam batas yang sesuai atau wajar.

D.  Teknik Penaganan Job
Dalam perusahaan CV. Karya Mulya Utama ada teknik permesinan, teknik
pengemasan (packing):
1)  Teknik Permesinan dan Pengerjaan lanjut (finishing)
Semua teknik permesinan dan finishing dilaksanakan di Workshop
CV.  Karya  Mulya  Utama.  Dari  bentuk  material  ataupun  juga  sudah
mengalami  proses  permesinan  sampai  menjadi  bentuk  barang  jadi  sesuai
yang  diingikan  oleh  pelanggan.  Biasanya  dalam  proses  akhir  (finishing)
yang  dilakukan  di  CV.  Karya  Mulya  Utama  ialah  pengerindingan,
penyepuhan, dan pengecatan namun untuk proses pengkrooman dilakukan
di luar perusahaan.
8

2)  Teknik Pengemasan (packing)
Teknik  pengemasan  yang  dilakukan  di  CV.  Karya  Mulya  Utama
dilakukan  apabila  barang  yang  di  pesan  selesai  dikerjakan.  Pengemasan
dikerjakan apabila akan dikirim oleh perusahaan kepada pelanggan dengan
menggunakan kotak atau kardus biasanya pengiriman ditujukan ke luar kota
misalnya Pekan Baru, Siantar, dan Kuala Tanjung.
3)  Menentukan Harga Produksi
Harga hasil produksi akan diberikan kepada pelanggan berdasarkan:
a)  Besar kecilnya diameter benda kerja.
b)  Modul benda kerja.
c)  Bahan apa yang akan digunakan.
d)  Kesulitan dalam pengerjaan.
e)  Lamanya benda kerja dikerjakan.

E.  Pengendalian Mutu Perusahaan
Untuk  menjaga  mutu  dan  juga  kualitas  barang,  CV.  Karya  Mulya  Utama
selalu  memperhatikan  tingkat  toleransi  ukuran  seperti  yang  diharapkan  oleh
pelanggan  serta  juga  memperhatikan  material  yang  dipakai  sehingga  sesuai
dengan fungsi benda itu. Dimana slogan/motto perusahaan “Presisi Adalah Ciri
Khas Utama Kami”.

F.  Metode Pemasaran
1)  Sasaran / Objek Pemasaran
Segmen pasar yang dilakukan oleh CV. Karya Mulya Utama adalah
Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar. Dimana perusahaan kecil tersebut
merupakan  pelanggan-pelanggan  harian  yang  membuat  barang  produksi
dalam  jumlah  kecil,  sedangkan  untuk  perusahaan  besar  seperti  PT.
Indonesia  Asahan  Aluminium,  PT.  Kimsari  Paper  Indonesia,  PT.  Bina
Pemuda,  CV.  Sispra  Jaya  Logam  dan  lain-lain  yang  memesan  barang
produksi dalam jumlah yang cukup banyak.
2)  Teknik Promosi
CV.  Karya  Mulya  Utama  tidak  melakukan  promosi  kepada  para
pelanggan  namun  pelanggan  yang  melakukan  promosi  kepada  pelanggan
9

lainnya melalui mulut ke mulut yang akan membuat barang, karena mereka
tahu kualitas barang yang pernah dibuat oleh CV. Karya Mulya Utama
 
G.  Layout Perusahaan
CV.  Karya  Mulya  Utama  adalah  perusahaan  yang  bergerak  dibidang
pengerjaan  permesinan.  Perusahaan  ini  mengerjakan  komponen-komponen  mesin
yang  mendapat  kerusakan,  setiap  orderan  diterima  dengan  pertimbangan  bahwa
pekerjaan tersebut dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  mesin-mesin  yang ada di
CV. Karya Mulya Utama.
Adapun mesin produksi yang dimiliki dan dipergunakan oleh CV. Karya Mulya
Utama adalah sebagai berikut :
1)  Hand Saw Machine        12. Hobbing Machine   
2)  Slothing Machine        13. Drilling and Milling Machine
3)   Universal Milling Machine      14. Drilling and Milling machine
4)  Universal Milling Machine      15. Radial Drilling Machine
5)  Universal Milling Machine      16. Lathe Machine
6)  Universal Milling Machine      17. Lathe Machine
7)  Shoper Machine          18. Silindrical Grinding Machine
8)  Lathe Machine          19. Houl Grinding Machine
9)  Lathe Machine           20. grinding machine
10) Lathe Machine
11)  Tool Catter Machine





10




























P
16
1
2
3
23  22 10 11
12
4
13 14
5  6  7 8
9
20 19  18  17
15
21
R1
R2
R3
R5
R4
G
R6
R7
R8
R9
11

Keterangan gambar :
Ruangan  Mesin
R1 = Perlengkapan
R2 = Ganti Pakaian1
R3 = Pelumas/oli
R4 = Ganti pakaian 2
R5 = Kamar mandi
R6 = Pembentukan 1
F7  = Pembentukan 2/ pengecatan
R8 = Kantor administrasi
R9 = Kantor Direktur
P    = Tempat parkir
G   = Tempat Genset
1.  Gerinda
2.  Gerinda
3.  Grinding penampang
4.  Frais
5.  Hobbing
6.  Frais
7.  Bor duduk
8.  Bor duduk
9.  Bor
10. Bubut
11. Bubut
12. Bubut
13. Bubut
14. Bubut
15. Las
16. Skrap
17. Frais + Slotting
18. Frais
19. Slotting
20. Gergaji
21. Jek
22. Grinding silinder luar
23. Grinding Silinder dalam


12

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI

A.  Pengertian Roda Gigi
  Definisi  roda  gigi  adalah  salah  satu  bentuk  sistem  transmisi  yang  mempunyai
fungsi  mentransmisikan  gaya,  membalikkan  putaran,  mereduksi  atau  menaikkan  putaran
kecepatan. Umumnya roda gigi berbentuk silindris, di mana bagian tepi terdapat bentukan -
bentukan yang menyerupai (mirip) gigi ( bergerigi ).
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggunggan
pada  kelilingnya  salah  satu  diputar  maka  yang  lain  akan  ikut  berputar.  Alat  yang
menggunakan  cara  kerja  semacam  ini  untuk  mentransmisikan  daya  disebut  roda  gesek.
Untuk ini kedua roda  tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan
gaya  dilakukan  oleh  gigi-gigi  kedua  roda  yang  saling  berkaitan.  Roda  gigi  semacam  ini
disebut roda gigi baik yang berbentuk silinder ataupun kerucut.  
Namun untuk menghasilkan daya yang besar dan putaran yang tepat, kedua roda
gesek  ini  harus  dibuat  bergigi  pada  kelilingnya  sehingga  penerusan  daya  dilkukan  oleh
gigi-gigi  kedua  roda  yang  saling  berkait.  Roda  gigi  semacam  ini,  yang  dapat  berbentuk
silinder atau kerucut disebut roda gigi.[1]

B.  Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan dalam sebuah Tabel 1, menurut letak poros, arah
putaran,  dan  bentuk  jalur  gigi.  Roda-roda  gigi  terpenting  yang  disebutkan  pada  tabel  1,
dapat dilihat pada Gambar 1.[1]
Roda gigi lurus, yaitu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak saling sejajar.
Roda gigi ini bersifat tetap yang mana dalam artinya tidak dapat dilepas pada saat
mesin dalam keadaan berputar. Dapat dilihat pada Gambar 2.


13

No.  Letak Poros  Roda Gigi  Keterangan
1.
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus (a)
Roda gigi miring (b)
Roda gigi miring ganda (c)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk alur
gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan
pinyon (d)
Batang gigi dan pinyon (e)
Arah putaran
berlawanan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan
berputar
2.
Roda gigi dengan
poros
berpotongan
Roda gigi kerucut lurus (f)
Roda gigi kerucut spiral
(g)
Roda gigi kerucut Zerol
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
ganda
Roda gigi permukaan
dengan poros berpotongan
(h)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk jalur
gigi)



3.
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang (i)
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan
berputar
Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping

Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping


Tabel 1. Klasifikasi Roda Gigi




Gambar 2. Roda Gigi Lurus (spur gear)

14















Gambar 1. Macam-macam roda gigi
Roda gigi miring yaitu elemen mesin yang mempunyai jalur gigi yang membentuk
ulir  pda  siloinder  jarak  bagi,  berfungsi  sebagai  penghubung  antara  roda  gigi  yang
digerakkan dengan roda gigi penggerak dengan putaran dan daya yang sama serta dapat
dilepaskan dari kedua.
Roda gigi ini meneruskan putaran dengan perbandingan reduksi yang besar. Tetapi
untuk beban yang besar roda gigi cacing dapat dipergunakan dengan perbandingan sudut
kontak yang lebih besar. Roda gigi ini meliputi roda gigi cacing slindris, selubung ganda
(globoid), roda gigi cacing samping.
Merupakan roda gigi yang paling sering dipaka tetapi roda gigi ini sangat berisik
dengan perbandingan kontak  yang kecil,  macam-macam  roda gigi ini  meliputi  roda  gigi
kerucut lurus, spiral, miring, Zerol. Dapat dilihat pada Gambar 3.





Gambar 3. Roda Gigi Miring (Helical Gear)
15

Roda gigi payung (Bevel Gear) adalah roda gigi yang berbentuk tirus dan payung.
Pada  pemasangannya  dia  tegak  lurus  dengan  sumbu  poros  pasangannya  (Inter  Section
Axes) dalam memindahkan tenaga.
Roda  gigi  lurus  pada  batang  (Rack  Gear)  yakni  pada  suatu  batang  yang  empat
persegi dan lurus diberi gigi lurus. Biasanya gigi ini dihubungkan dengan roda gigi lurus.
Digunakan untuk memindahkan bobot dalam gerak bolak-balik lurus.
Roda gigi cacing adalah suatu roda gigi helical dan dikontakkan pada sudut helical
dari  gigi  pada  poros  cacing.  Roda  gigi  cacing  dapat  memperkecil  putaran  dan  mampu
memindahkan gaya besar.

C.  Profil Roda Gigi
1 Profil gigi sikloida ( Cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida. Jenis gigi
ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar
dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian,
diantaranya  pembuatanya  lebih  sulit  dan  pemasangannya  harus  lebih  teliti  (  tidak  dapat
digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal.[2]
2 Profil gigi evolvente
Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis
gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan
maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis
profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi
3 Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang
besar dan khusus. Oleh sebab itu dapat dilihat pada Gambar 4.




Gambar 4. Profil Roda Gigi Khusus
16

D.  Nama-Nama Bagian Roda Gigi
Nama-nama bagian utama roda gigi dapat dilihat dalam Gambar 5.






Gambar 5. Nomenklatur Roda Gigi
Lingkaran Puncak (pitch circle) dari sepasang roda gigi yang berpasangan adalah
saling bersinggungan satu terhadap yang lain.
Pinyon  adalah  roda  gigi  yang  terkecil  diantara  dua  roda  gigi  yang  berpasangan.
Untuk lebih besar sering disebut Roda Gigi (Gear).
Jarak Lengkung Puncak (circular pitch), p adalah jarak yang diukur pada lingkaran
puncak,  dari  satu  titik  pada  sebuah  gigi  ke  suatu  titik  yang  berkaitan  pada  gigi  di
sebelahnya.  Jadi  jarak  lengkung  puncak  adalah  sama  dengan  jumlah  tebal  gigi  (tooth-
thickness) dan lebar antara (width of space).
Modul  (module),  m  adalah  perbandingan  antara  diameter  puncak  dengan  jumlah
gigi. Modul adalah indeks dari ukuran gigi pada standar SI.
Puncak diametral (diametral pitch), P adalah perbandingan antara jumlah gigi pada
roda  gigi  dengan  diameter  puncak.  Atau  kebalikan  dari  module.  Puncak  diametral
dinyatakan dalam jumlah gigi per inci (dalam satuan Inggris).
Addendum  a  adalah  jarak  radial  antara  bidang  atas  (top  land)  dengan  lingkaran
puncak.  Dedendum  b  adalah  jarak  radial  dari  bidang  bawah  (bottom  land)  ke  lingkaran
puncak. Tinggi keseluruhan (whole depth) h t  adalah jumlah addendum dan dedendum.
Lingkaran kebebasan (clearance circle) adalah lingkaran yang yang bersinggungan
dengan  lingkaran  addendum  dari  pasangan  roda  gigi  tersebut.  Kebebasan  (clearance),  c
adalah an-punggung (bock-lash) adalah besaran yang diberikan oleh lebar antara dari satu
roda gigi kepada tebal gigi dari roda gigi pasangannya diukur pada lingkaran puncak.[1]
17

E.  Rumus Dalam Membuat Roda Gigi Lurus
1.  Jarak Bagi
Jarak bagi adalah jarak dari garis sumbu gigi sampai ke garis sumbu gigi dalam bentuk
busur  pada  diameter  lingkaran  jarak  bagi.  Nilai  P  dapat  dihitung  dari  keliling  lingkaran
jarak bagi dan untuk penjelasan pada Gambar 6: [3]
ܷ ൌ ݌. ݖ
ܷ ൌ ݀. ߨ
݌. ݖ ൌ ݀. ߨ
՜ ݌ ൌ
݀. ߨ
ݖ

Catatan: Jarak bagi adalah kelipatan dari ߨ




Gambar 6. Jarak Bagi (P)
2.  Modul
Dari hubungan ݀. ߨ ൌ ݌. ݖ rasio d/z dapat diucapkan dengan p/ߨ
݀
ݖ

݀
ߨ
ൌ ݉
Nilai  “modul”  dapat  digunakan  untuk  rasio-rasio  yang  ekuivalen.  Modul  tersebut
diukur dalam satuan (mm), untuk penjelasan pada Gambar 7.
Catatan  :  modul  adalah  satuan  standar,  yang  tujuannya  ialah  memungkinkan
perhitungan dengan angka-angka bulat.[3]
Keterangan:
d = diameter lingkaran jarak bagi
 p = jarak bagi
m = modul



Gambar 7. Modul Roda Gigi
18

Dt = z . m
Dl = m (z + m)
Dd = m (z - 2,5)
hz = 2,25 . m (Hobbing)
     = 2,166 . m ( Frais)
 Keterangan:
D= diameter lubang
Dt= diameter tusuk
Dl= diameter luar/kepala
Dd= diameter dalam
hz = tinggi gigi
Rumus Ruda Gigi Lurus

 




Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]

F.  Mesin Hobbing

1.   APLIKASI DAN SPESIFIKASI
Mesin hobbing ini mampu membuat roda gigi, roda gigi lurus dan roda gigi cacing
yang cocok untuk bagian tunggal atau produksi massal. Jika pengguna memiliki beberapa
mesin  seperti  pada  Gambar  9,  maka  kita  perlu  untuk  memperbaiki  beberapa  untuk
menyelesaikan salah satunya dengan cara mempergunakannya agar tetap bekerja presisi.[5]
Dengan kekakuan yang cukup, mesin ini ketika roda gigi hobbing dapat memotong
dengan  kedalaman  gigi  yang  diinginkan  oleh  satu  atau  lebih  bagian.  Untuk  sejumlah
pemotongan,  kecepatan  potong  harus  diubah  untuk  masing-masing  dipotong.  Ketika
kecepatan  potong,  laju  pemakanan  dan  kedalaman  pemotongan  adalah  dapat  dipilih  dan
pekerjaan hanya menset-up, mesin ini gigi ke-7 Kelas akurasi IB179-83.
Mesin  ini dilengkapi  dengan penyesuaian perangkat  hidrolik untuk  mengimbangi
perlawanan cut slide kompor disediakan, dapat memotong memanjat untuk meshing roda
gigi dengan cara meningkatkan produktivitas digunakan.
Melintasi  dibayar  untuk  slide  kompor  dan  berhenti  otomatis  setelah  hobbing  ini
disediakan  sehingga  mesin  mudah  digunakan  dan  operator  dapat  menghadiri  beberapa
mesin.
19









Gambar 9. Mesin Hobbing
2.  MENSETTING MESIN

a.  Menyiapkan pekerjaan
Akurasi dalam mendirikan kerja (gigi kosong) merupakan prasyarat untuk hobbing.
Oleh karena itu, pekerjaan harus benar-benar dijepit dan konsentris dengan bangku selama
pekerjaan . Jika pekerjaan yang dijepit di dudukan, seharusnya tidak mudah pecah. Hal ini
juga diperlukan untuk memeriksa pekerjaan pada rotasi (yaitu karya berputar di kedua arah
radial  dan  aksial)  bergerak  dengan  indikator  dial  pada  kompor,  sehingga  dapat  menjaga
keakuratan pekerjaan hobbed tetap.[5]
b.   Setting Hob
Akurasi di pisau merupakan fasilitas pemakanan sebagai peran penting untuk mesin
hobbing. Bentuk dan kotoran pada pisau dan berakhir pada jarak kerah bukanlah penyebab
ini defleksi penunjung kompor, ketika kacang diperketat diperbolehkan.
Bersihkan pisau keteduhan akhir dan meruncing lubang poros pisau harus dipenuhi.
Mandrel  pisau  harus  terpasang  ke  kumparan  dengan  mengencangkan  menarik  di  Holt
didukung  oleh  ujung  lain  dengan  sebuah  bantalan  bergerak  untuk  menjamin  kelancaran
operasi. Klip kamp ini harus terpasang erat.
Kepala pisau harus miring pada sudut saat ini. Ini adalah sudut antara sumbu oven
dan posisi horisontal. Diaman harus sama dengan sudut kemiringan pisau untuk memacu
roda gigi. Nilai sudut kemiringan pisau biasanya ditandai di atas pisau tersebut. Himpunan
sudut, poros pertama kepala pisau dengan pengelolaan promosi di atas pisau dan kemudian
dorong dengan bimbingan promosi pada skala sorong di atas pisau. Setiap divisi di sorong
mewakili 6 menit.
20

 Hal ini mengingat bahwa ketika sudut kemiringan pekerjaan dan sudut sayap dari
pisau  dari  tangan  yang  sama,  sudut  kemiringan  kepala  pisau  harus  sama  dengan  selisih
antara  sudut.  Sebaliknya,  jika  sudut  kemiringan  pekerjaan  dan  sudut  sayap  dari  tangan
yang  berbeda  dengan  pisau,  harus  sudut  putar  kepala  pisau  sama  dengan  jumlah  sudut
tersebut.  Oleh  karena  itu,  dalam  kasus  sudut  kemiringan  kerja  sama  dengan  sudut
kemiringan  pada  pisau  hobbing,  dan  kedua  sudut  adalah  dari  tangan  yang  sama,  sudut
putar kepala, sudut nol yang apabila kepala pisau ditempatkan dalam posisi horisontal.
Untuk  roda  gigi,  disarankan  untuk  membawa  pisau,  sudut  sisi  dari  tangan  yang
sama  dengan  sudut  kemiringan  kerja,  sehingga  arah  rotasi  pisau  akan  bekerja  melawan
rotasi. Itu tindakan pencegahan dalam menanggapi pengindeksan cacing dan roda cacing,
orang  lain seperti yang ada  akan dihilangkan dan dengan demikian  memperoleh  akurasi
yang lebih tinggi dari pekerjaan pengolahan

c.   Pemilihan kecepatan potong
Tabel 2, memotong kecepatan untuk kompor baja pegas coil kecepatan tinggi.

Bahan Kerja
Kecepatan potong m/min
Menggosok  Pengolahan
Besi cor  16-20  20-50
Baja  kekuatan  tarik
600 / cm N 2
25-28  30-35
Baja  dalam  kekuatan
tarik  lebih  dari  600  /
cm N 2
20-25  25-30
Krom-nikel baja  20-25  25-30
Perunggu  25-50
Plastik  25-40
Tabel 2. Kecepatan potong dalam m/min

21

Tabel  2,  di  atas  dipotong  untuk  metode  konvensional.  Metode  Naik  pemotongan
memungkinkan kecepatan rata-rata 20-25% di KOMPARASI ditingkatkan menggunakan
pemotongan tradisional. Secara umum, kecepatan rata-rata lebih kecil dan lebih besar feed
yang diterima untuk menjalankannya. Sebaliknya, kecepatan potong yang semakin tinggi
dan pakan kecil untuk peralatan. Untuk modul-modul yang lebih besar atau lebih banyak
gigi, dan ketika akurasi tinggi diperlukan, dua bagian gigi roda gigi yang dianjurkan. [5]
Dengan  menggunakan  pisau  multi-threaded,  waktu  kerja  akan  disimpan  bila
dibandingkan  dengan  pisau  benang  tunggal,  adalah  untuk  pemakanan  yang  sama  dan
kecepatan potong. Keakuratan transmisi akan hobbed tidak begitu baik.
Ordinat  menunjukkan  kecepatan  potong,  sedangkan  absis  menunjukan  diameter
pisau. Menurut kecepatan potong dipilih dan diameter area pengerjaan menggambar garis
horizontal  di  sebelah  kanan  sumbu  y  dan  garis  vertikal  ke  atas  dari  absis  yang  akan
dipotong  pada  satu titik. Kemudian pilih salah  satu jalur lereng  menunjukkan kecepatan
dari kompor, yang paling dekat dengan persimpangan. dipilih oleh garis miring, roda gigi
sesuai kecepatan perubahan yang ditemukan di ujung atas dari garis miring.
Untuk integrasi RH memacu sudut pitch besar adalah pisau) mengharuskan kepala
ke sisi lain, putar sehingga drive A pada shift gear pada poros lain (lebih rendah) . Dalam
kondisi normal, wheel drive terpasang sebuah paduan pada poros ke kanan.
Untuk menghindari parameter memakai gear cacing pengindeksan dan roda cacing
untuk  hobbed  hubungan  antara  kecepatan  rata-rata  dan  jumlah  gigi  roda  gigi  dengan
kecepatan  geser  yang  diijinkan  dari  roda  gigi  cacing  pengindeksan  yang  tidak  boleh
melebihi 2 m / detik diatur, sehingga kecepatan meja kerja tidak lebih dari 7,5 U / min
dapat dibatasi. [5]
Kecepatan praktis dari meja kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
min / 5.7
.
1
r
z
K n
n h ≤ =  …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 20)

Dimana, n = kecepatan meja kerja
   n = kecepatan kompor
   K = jumlah benang HOB
   Z = jumlah gigi roda gigi hobbed

Contoh, D = 60, K = 1, Z = 26
Dimana, D = diameter kompor
22

Jika  mengambil  kecepatan  rata-rata  untuk  metode  potong  konvensional  min  v  =
29,5 m/min. Kecepatan memasak adalah 165 rpm
Setelah rumus di atas, kecepatan meja kerja praktis, [5]
) min( / 5.7 min / 35 .6
26
1. 165 .
1
permitted r r
Z
K n
n h < = = =


d.   Pemilihan gigi pengindeksan perubahan dan kontra gigi e & f,
Menurut hubungan antara jumlah benang kawanan dan jumlah gigi alat yang Anda
pilih untuk indeks gigi nongol perubahan jumlah gigi, sehingga e / f = 1 / 1 Rumus untuk
pemilihan program adalah f:
Z
K
d
c
b
a 24
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Jika Gears Hobbing gigi nomor Z> 161, menggunakan e gear counter & f, salah
satu dari 24 gigi dan yang lainnya dari 48 gigi, i, e. e / f = ½. Rumus untuk pemilihan gigi
persneling adalah:
Z
K
d
c
b
a 48
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Dimana, K = jumlah benang HOB
   Z = jumlah gigi roda gigi hobbed
Grafik pada Gambar 10, untuk memilih gigi mengubah indeks disediakan. Angka-
angka diberikan dalam angka-angka dalam kaitannya dengan posisi roda gigi perubahan.
Kartu  itu  harus  dipertahankan  atas  dasar  pisau  thread  tunggal.  Jika  beberapa  thread  (K)
pisaur yang digunakan, grafik di atas baja dapat digunakan, tetapi mengingat jumlah gigi
roda gigi dalam grafik hanya i / k adalah jumlah aktual gigi dari gigi dipotong. Jika jumlah
gigi roda gigi hobbed 120 dan dual-benang kompor diasumsikan sama grafis, tapi memilih
gigi -gigi pengindeksan 60.
Perhatikan bahwa gerakan diferensial pada umumnya, bukan untuk gigi roda gigi
spur,  dimana  pinus-coupler  (Lampiran  M1),  yang  disediakan  dengan  cara  kunci  dalam
lubang  yang  diperlukan  harus  didasarkan  pada  gelombang  diferensial  (gelombang  IV)
dimuat.


23









Gambar 10. Pemilihan gigi pengganti
e.   Pemakanan Vertikal Pemilihan Gears Perubahan
Pemakanan vertikal dipilih berdasarkan akurasi yang diinginkan dan menyelesaikan
permukaan  roda  gigi  yang  akan  dipotong.  Pemakanan  vertikal  dipilih  tergantung  pada
keakuratan  yang  diinginkan  dan  kualitas  permukaan  roda  gigi  yang  akan  dipotong,
pemakanan  yang lebih  besar untuk  hidup seadanya dan finishing  pemakanan yang lebih
kecil. Terlalu kecil untuk memakan, tetapi dikenakan slip pada pisau, menyebabkan panas.
Kecapatan pada mesin hobbing modul gigi menengah tidak boleh Tess dari 0,5 mm.
Untuk gigi roda gigi heliks dari sudut kemiringan 30 dari pemakanan harus 80%
dari gigi memacu dan untuk lebih dari 400, 60%.[5]
Gigi perubahan dapat dihitung dengan rumus berikut:
…..(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)


Dimana, SB = Feed Vertikal
Bagan  (Gbr.  11)  untuk  pemilihan  gigi  pakan  perubahan,  perubahan  posisi  roda
disediakan,  yang  ditunjukkan  pada  gambar,  grafik  (Gambar  10)  membantu  untuk
menentukan apakah atau tidak untuk gigi longgar harus adopth.


b= 1
24







Gambar 11. Pemilihan kecepatan pada gear
f.   Seleksi perubahan gigi diferensial
Sebagai  gerakan  diferensial  untuk  intermeshing  roda  gigi,  rahang-coupler  (M2
attachmet)  diperlukan  dengan  lubang  yang  lebih  besar  kepada  poros  gigi  diferensial
(gelombang IV) mount digunakan dengan poros perunggu antara IV dan lengan coupler.
Dari transmisi diferensial dihitung dapat disesuaikan sesuai dengan Gambar 12.
Perhatikan bahwa perubahan indeks pada gigi roda gigi roda gigi heliks ketika rasio
roda gigi e & f, 1.1, dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Z
K
d
c
b
a 48
. = ……(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Jika nomor itu hobbed gigi roda gigi bahkan nomor, bisa berubah roda baja dari
grafik (Gbr. 10) yang dipilih dalam buku ini, tetapi nilai Z hanya itu transisi hobbed, yakni
ketika jumlah gigi roda gigi adalah hobbed 100, perubahan gigi harus dipilih sesuai dengan
jumlah gigi 50 di grafik.
Roda gigi diferensial dipilih hobbed ke modul normal, dan sudut pitch heliks dan
dihitung sebagai berikut:
K M
Sin
d
c
b
a
H
.
. 355615 .8
.
2
2
2

= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)

Dimana, F = Normal modul
K = jumlah kompor benang
β= sudut memimpin Hobbed gigi
Contoh, jumlah gigi Z = 100 M 3 =
                                       H R. 30 =
β
K = 1 .. R.H.
25

392601 .1
1 3
. 3556 .8
.
. 355615 .8
.
.
2 2
2 2 = = =
x
Sin
K M
Sin
d b
c a
H
β β

Perubahan diferensial Sun roda gigi untuk nilai yang dihitung di atas dipilih sebagai
berikut,
392633 .1
67 62
89 65
000009 .0 392601 .1 392592 .1
392592 .1
60 45
80 47
67 62
89 65
60 45
80 47
=
− = − =
=
x
x
Error
x
x
x
x
or
x
x

Error = 1.392633 - 1.392601 = 0.000032
Kesalahan tersebut dapat diterima untuk meshing roda gigi dengan ketepatan
umum.









Gambar 12. Perubahan gigi diferensial
g.   Pengerjaan roda gigi dengan nomor bilangan prima
Tak terpisahkan bilangan prima, yang terlepas dari satu atau dirinya Pengindeksan
dapat  mengubah  gigi,  dipilih  melalui  20-100  untuk  gigi-gigi.  Untuk  gigi  dari  bilangan
prima di atas 100, seperti 101, 103, 107, 113, 127, dll, seleksi tidak akan dilakukan dengan
rumus:

Z
K
d
c
b
a
or
Z
K
d
c
b
a 48
.
24
. = = …(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)


26

Karena gigi indeks perubahan harus jumlah gigi 101 103, 107, 113, 127, dll Dalam
setiap kasus, tetapi program ini tidak tersedia. Untuk meshing roda gigi dengan gigi utama
gerakan  tambahan  jika  perlu  dengan  cara  perubahan  roda  gigi  diferensial.  Prinsip  dari
metode ini adalah sebagai berikut (hobbing mesin konvensional misalnya).
Gigi  Indeks  Perubahan  tidak  sampai  untuk  gigi  Z,  namun  untuk  gigi Z Z Δ + ,  di
mana  nilai  sewenang-wenang  kecil  yang  dipilih,  dan  kemudian  untuk  mengimbangi
dampak  dari  nilai  ini  sewenang-wenang,  gerakan  tambahan  yang  diperlukan  oleh
pembentukan  gigi  perubahan  diferensial.  Jika  ZΔ ,  seperti  yang  ditambah  diambil,  arah
aplikasi  tambahan  dari  perubahan  diferensial  roda  gigi  untuk  impor  sama  dengan  yang
untuk  rotasi,  jika  ZΔ diambil  sebagai  negatif,  arah  rotasi  dari  gerakan  tambahan  adalah
bahwa,  dibandingkan  dengan  rotasi  kepala,  ini  dicapai  melalui  pembentukan  dan  gigi
pemalas di roda gigi diferensial. Dengan pembentukan gigi pengindeksan dan perubahan
atas perubahan diferensial gigi untuk  Z Z Δ + mengkompensasi  ZΔ nilai sewenang-wenang
dari jumlah yang diperlukan gigi sebagai akibat dari alat tersebut dapat dicapai.
Nilai  yang  harus  ditemukan  dari  ZΔ sana,  kemudian  mengalami  kurang  aktual,
untuk mengetahui roda gigi dengan cepat.
Rumus untuk pemilihan gigi perubahan adalah sebagai berikut;

a.  perubahan Pengindeksan a. gigi (mengambil e, f = 1.1 = 36, 36)

 
Z Z
K
d b
c a
±
=
. 48
.
.


b.  Feed perubahan gigi,
Sb
b
a
=
1
1

c.  Diferensial gear perubahan,
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
Sb K
Z
d b
c a Δ ±
= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)
Contoh : Jumlah gigi dari gigi hobbed Z = 127, benang kompor tunggal K 1 =, Ambil
Sb = 1 dan  7 /1= ΔZ



27

a.  Pengindeksan mengubah gigi a.,
50 89
35 48
10 89
7 48
890
7 48
7 /1 27
1 48 . 48
.
.
x
x
x
x
x x
Z Z
K
d b
c a
= =
=
+ +
=

b.  Feed gear peralihan
55
55
1
1 = = Sb
b
a

c.  Diferensial gear perubahan,
30 40
60 75
55 4 7
55 105
4
105
.
55 / 55 1
7 /1
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
x
x
x x
x
x Sb K
Z
d b
c a

=

=

=
Δ −
=

Tanda  minus  di  sini  berarti  bahwa  gigi  longgar  harus  dibentuk  dalam  gigi
diferensial  oleh  hobbing  naik  gigi  dengan  metode  pemotongan,  tetapi  tidak  diperlukan
untuk meshing roda gigi pada metode konvensional.[5]

h.   Pengerjaan dengan Roda gigi cacing
Cacing  ini  hobbed  pada  mesin  ini  dengan  metode  umpan  horizontal  radial.  Feed
radial  horizontal  adalah  dengan  gerakan  dari  meja  kerja,  yang  dioperasikan  dengan
memutar 3 persegi di bagian belakang. Berulir sekrup memimpin dengan pitch 5 mm di
ujungnya dilengkapi dengan dial yang menyediakan setiap kelulusan feed tabel 0.025 mm.
Jika  terlalu  tinggi  akurasi  dari  gigi  hobbed  diperlukan,  menghentikan  meja  ketika  jarak
terakhir antara sumbu dari kompor dan roda cacing dicapai, harus dikendalikan oleh meter
khusus.  Metode  lainnya  untuk  pembentukan  roda  gigi  cacing  adalah  sama  seperti  untuk
gigi pacu.

i.   Sarana kedalaman pemotongan,
Jumlah  bagian  dan  kedalaman  potong  adalah  untuk  modul,  materi,  sudut
kemiringan dan menentukan akurasi diperlukan kerja.
Sebagai sarana kedalaman pemotongan, pertama set-up kerja dan pisau, kemudian
meja kerja bersama dengan bekerja pada kompor, ke pinggiran pekerjaan yang bersentuhan
dengan kompor. Sekarang angkat kompor dorongan untuk memiliki pisau dari pekerjaan
dan  putar  slot  kepala  3  dengan  meja  pendekatan  ke  sisi  pisau  untuk  jarak  yang  sama
28

dengan  kedalaman  potong  yang  diinginkan,  operasi  dapat  dimulai.  Harus  memastikan
bahwa meja kerja dalam memulai harus rileks dan tegang setelah tuas setting 4 oleh tuas
yang sama.

j.   Perangkat dari Stop Dog
Sehingga  Anda  dapat  bekerja  secara  bersamaan  pada  beberapa  mesin,  pergi  ke
mesin  untuk  set-up  bekerja,  dan  secara  otomatis  berhenti  saat  proses  hobbing  selesai.
Shutdown otomatis mesin dilakukan oleh anjing berhenti 1 (Gbr. 13) dipasang pada slot-T
pada  slide  pisau  ketika  2  x  K  saklar  batas,  di  mana  motor  terputus  dari  jaringan  untuk
menghentikan sehingga efek mesin.



 








Gambar 13. Stoper mesin Hobbing
29

BAB IV
LANGKAH MEMBUAT RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING

A.  Pembentukan Awal
Banyak  aplikasi-aplikasi  roda  gigi  ditemui  di  mesin-mesin.  Terutama  di  dalam
gearbox.  Di  dalamnya  terdapat  banyak  roda  gigi  yang  saling  berkait  dan  bekerja  sama.
Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga banyak yang memanfaatkan roda gigi
untuk menngerakkan mainan itu.
Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift penumpang,
grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain
Untuk  itu  selama  dalam  pelaksanaan  PKLI  di  CV.  Karya  Mulya  Utama  tersebut
membatu  sekaligus  belajar  tentang  mesin  hobbing  didalam  pembuatan  roda  gigi.  Sebab
pada kesempatan itu pengerjaan dilakukan pada roda gigi lurus dikarena ada pesanan dari
pelanggan.
Pemotongan dan pembubutan bahan
Sebelum benda kerja masuk kedalam mesin hobbing terlebih dahulu bahan tersebut
dibentuk  sesuai  dengan  diameter  yang  diinginkan.  Pengerjaan  membor  pada  mesin
hobbing juga disesusaikan jangan sampai pada saat pembubutan diameter mandrel terlalu
longgar  usahakan  diperketat  dengan  mandrelnya,  sebab  apabila  terlalu  longgar  dalam
pemsangan benda kerja pada mandrel bisa jadi waktu pengerjaan meskipun sudah diikat
dengan baut bisa bergeser. Pemotongan benda awal dan pengerjaan benda kerja pada mesin
bubut dapat dilihat pada Gambar 14.






Gambar 14. Pemotongan danPembubutan bahan pada mesin bubut
30

B.  Pengerjaan Bahan Roda Gigi
Setelah bahan dibubut pada mesin bubut dan sesuai yang diinginkan maka langkah
selanjutnya pengerjaan pada mesin hobbing. Bahan yang akan dibuat dalam mesin hobbing
usahakan bahan yang tidak mudah pecah, oleh sebab itu harus memilih bahan yang bener-
benar ulet dan kuat. Adapun bahan-bahan roda gigi dapat dilihat pada Gambar 15.
 




Gambar 15. Bahan hasil bubut untuk roda gigi

C.  Perhitungan Roda Gigi













Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]
Perhitungan roda gigi lurus diatas merupakan pedoman atau acuan dalam pengerjaan
roda gigi mesin hobbing. Setelah mengetahui diameter benda kerja dan jumlah gigi yang
akan  dikerjakan  maka  langkah  selanjutnya  pemilihan  modul  cutter  mesin  hobbing,
berbagai merek pisau yang digunakan, untuk melihat modul dan arah sudut daripada pisau
dapat dilihat Table 3, namun dalam pisau sendiri sudah tertera nomor sandi atau tipe modul
dan sudut seperti pada Gambar 19.
Dt = z  . m Dl = m  (z + m) Dd =  m (z  2,5)
hz = 2 ,25 . m (Hobb ing)      = 2 ,166 . m ( Fra is)  Keter angan:
D= di ameter lubang Dt= d iameter tusuk Dl= d iameter luar/k epala Dd= d iameter dalam hz = t inggi gigi
N
4










D.  L

1.
langka
diikatk
gigi  h
berges
pengu
senter
turunk
agar ti
NO  MO
1
2  1
3
4  1
5
6  2
7  2
8  2
LANGKAH
Pemasang

Bedan kerj
ah selanjutny
kan pada me
harus  benar-b
ser  saat  pem
kuran  darip
benda kerja
kan pengikat
idak mudah b
D
ODUL
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
Tabel
H PEMBUA
gan Benda K
rja roda gigi
ya ialah pam
eja kerja ber
benar  kuat  d
makanan  G
ada  center  b
a adalah dai
t mandrel di
bergerak dis
DAFTAR PI
Α
1 o , 13
1 o , 33
1 o , 42
2 o , 1
2 o , 19
2 o , 24
2 o , 18
2 o , 52
3. Daftar Pis
Gambar 19.
ATAN RODA
Kerja pada
i yang sudah
masangan ben
rgerak berpu
dalam  pengi
Gambar  16.
benda  kerja,
il indicator s
iatas seperti
saat pemakan
ISAU MESIN
NO
9
10
11
12
13
14
15
16
sau Cutter M
. Pisau Hobb
A GIGI
Mandrel
h selesai dib
nda kerja pa
utar pada me
ikatan  bautn
Pemasangan
,  adapun  ala
seperti Gam
Gambar 18
nan berlangs
N HOBBING
O  MO
3
3
Mesin Hobbin
bing [6]
bubut sepert
ada mandrel,
esin hobbing
nya  agar  ben
n  benda  ke
at  yang  digu
mbar 17. Pad
8, itu berfun
sung.
G
ODUL
3
3
3,5
,75
4
5
6
7
ng
ti pada Gam
, dimana ma
g. Pemasanga
nda  tersebut
erja  juga  d
unakan  untu
a saat pema
ngsi untuk m
3
α
2 o , 47
3 o
2 o , 53
3 o , 05
2 o , 56
3 o , 21
3 o ,54
4 o , 11
mbar 15, mak
andrel terseb
an bahan rod
t  tidak  muda
iikuti  denga
uk  mengetah
asangan baha
menjaga baha
31
ka
but
da
ah
an
hui
an
an
32







Gambar 16. Mandrel





        Gambar 17. Pengunaan dail indicator         Gambar 18. Pengikat mandrel
2.  Pemasangan Pisau

Pemasangan pisau frais pada mesin hobbing dilakukan setelah mendapatkan hasil
dari perhitungan bahan baik diameter kepala maupun jumlah gigi yang akan dibuat. Maka
dari itu dapat memilih jenis modul pisau frais yang berada pada Tabel 3. Pemasangan pisau
pada  mandrel  juga  harus  diperhatikan  letak  posisi  pisaunya,  bahwa  pisau  harus  berada
center  atau  ditengeh-tengah  benda  kerja.  Apabila  posisi  pisau  sudah  senter  pada  benda
kerja terlihat pada Gambar 20.






Gambar 20. Pemasangan Pisau Frais
33

3.  Setting Posisi Sudut Pisau Frais

Pengaturan  posisi  sudut  pisau  frais  pada  Gambar  21,  sangat  menentukan  bentuk
dari pada roda gigi. Dalam menentukan sudut dan berapa menit yang akan ditentukan dapat
dilihat pada jenis modul yang digunakan, sebab pada pisau sudah tertera nomornya seperti
pada Gambar 19. Terdapat dua (2) cara untuk menntukan posisi pisau yang pertama ialah
pada  derajat  kemiringan  itu  360 o ,  kedua  ialah  menentukan  berapa  menit  dalam  mesin
hobbing untuk satu garis itu menunjukkan 6 menit sampai pada 30 menit.











Gambar 21. Posisi sudut sesuai dengan pahat potong (cutting)


4.  Pengantian Gear Roda Gigi

Proses  selanjutnya  dalam  pengerjaan  roda  gigi  mesin  hobbing  yaitu  pengantian
roda  gigi  untuk  mengatur  kecepatan  pemakanan  dapat  dilihat  pada  Gambar  22.
Sebelumnya  melakukan  penghitungan  benda  kerja yang  akan  dikerjakan, apabila  jumlah
gigi  sudah  didapat  maka  bisa  melihat  Tabel  4,  roda  gigi  mesin  hobbing.  Table  4
menunjukkan jumlah gigi yang akan dibuat dan juga roda gigi apa yang diganti.












Gambar 22. Gear roda gigi
34












Tabel 4. Pemilihan Roda Gigi Mesin Hobbing


5.  Pengaturan Posisi Nol

Sebelum  melakukan  pemakanan  benda  kerja  berada  pada  posisi  nol  dengan
mendekatkan  benda  kerja  ke  pisau  frais,  seperti  pada  Gambar  23.  Cara  memposisikan
benda kerja juga ada perhitungan roda gigi yang akan dibuat yaitu tinggi gigi hz = 2,25 . m.
pengatruan dilakukan dengan mengeser meja kerja dengan engkol, dimana dalam satu kali
putaran menunjukkan pergeseran benda kerja ialah lima (5) millimeter pada Gambar 23,
sebelumnya pisau ditarik ke atas agar benda kerja tidak terbentur.







Gambar 23. Pengaturan Posisi Nol




35

6.  Menjalankan Mesin Hobbing

Pengerjaan roda gigi dengan mesin hobbing ada tiga metode yaitu dengan manual,
otomatis, dan cepat terlihat pada Gambar 24. Mesin hobbing sendiri juga disediakan alat
pengaturan stop dengan sendiri apabila pekerjaan sudah selesai yaitu stopper terlihat pada
Gambar  25,  dengan  adanya  stopper  tersebut  pekerjaan  yang  lain  bisa  dikerjakan.
Menghidupkan mesin terdapat beberapa panel yang harus diketahui yaitu menghidupkan
aliran  listrik  berada  pada  bagian  belakang  mesin  hobbing.  Proses  menjalankan  mesin,
menghentikan  dan  juga  menghidupkan  pendingin.  Pendingin  yang  digunakan  mesin
hobbing yaitu tellus 68, keunggulan dari pendingin tersebut selain licin juga tidak mudah
berjamur biasanya tellus ini digunakan pada hidrolik.





Gambar 24. Panel Mesin Hobbing












Gambar 25. Stopper





36

E.  Hasil Kerja Mesin Hobbing






Gambar 26. Hasil Roda Gigi pada PKLI

F.  Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI

 
 










37
























Gambar 27. Foto-Foto Dokumentasi Selama PKLI

38

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

   Praktek  Kerja  Lapangan  Industri  merupakan  pelajaran  nyata  dan  pekerjaan
langsung  di  tempat.  Tujuan  Praktek  Lapangan  selain  syarat  mahasiswa  mengikuti
matakuliah juga menerapkan ilmu pengetahuan, mendapatkan ilmu serta memahami proses
industri secara langsung. Namun juga dapat mempererat kerjasama antara kampus dengan
pihak perusahaan tempat PKLI.
  Perusahaan  yang  berdiri  pada  tahun  1980  tersebut  sekarang  ini  telah  memiliki
mesin  yang  cukup  lengkap  dalam  pabrikasi  pembuatan  sperpart.  Peningkatan  konsumen
serta  menjaga  kualitas  hasil  pekerjaan  merupakan  tujuan  utama  dari  perusahaan.
Pengendalian mutu yang baik sehingga memiliki banyak konsumen yang percaya terhadap
pekerjaan dari perusahaan.
  Kegiatan  selama  PKLI  di  Perusahaan  membantu  pekerjaan  dari  mengecat,
membubut,  serta  membuat  roda  gigi  dengan  mesin  hobbing.  Oleh  sebab  itu  menambah
ilmu dalam proses produksi dari cara awal sampai pada finising pengerjaan benda kerja.
Pelaksanaan pembuatan roda gigi dengan mesin hobbing sangat efektif dan efisien, sebab
dalam sekali pekerjaan bisa dilakukan pekerjaan 2-4 roda gigi, namun tergantung dari pada
tebal bahan. Untuk itu laporan ini mengangkat proses pengerjaan roda gigi dengan mesin
hobbing.
  Saran bagi CV. Karya Mulya Utama ialah pertama penambahan mesin skrap, kedua
pengadaan  ventilasi  atau  pendingin  ruangan,  yang  ketiga  banyak  karyawan  dengan
memakai kedaran bermotor maka dari itu pembuatan atap sebagai pelindung dari hujan dan
panas di tempat parkir.
 
 




39

DAFTAR PUSTAKA

[1]  Sularso.  2004.  Dasar  Perencanaan  dan  Pemilihan  Elemen  Mesin.  Jakarta  :  Pradnya
Paramita
[2] Gadabinausaha.2010.   Roda Gigi – Gear. Diakses : http://w12.itrademarket.com. 20-02-
2011:11.00
[3] Siegbert Hollger.1992. Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam. Jakarta : Katalis
[4] Umar Sukrisno.1984.Bagian-Bagian Mesin dan Merencana. Jakarta : Erlangga
[5]  The  People’s  Republic  of  China.  2007.  Operation  Manual  for  Hobbing.  China:
Shanghai
[6] Hobbing Cutter.2010. Jenis-jenis Pisau Mesin Hobbing. Diakses :
http://www.tootoo.com . 02-03-2011:10.00
 
   


 

3 komentar: