LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI
PROSES PEMBUATAN RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA
Diajukan Untuk Dapat Mengikuti Seminar PKLI
Oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKLI
Laporan ini diajukan oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
Jurusan Teknik Mesin, Jenjang D3
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Telah Diperiksa dan Disetujui
Untuk Mengikuti Seminar PKLI
Medan, Maret 2011
Dosen Pembimbing
Ir. Erma Yulia, MT
NIP. 196806111997022001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI
PROSES PEMBUATAN RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA
Disusun oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
Medan, Maret 2011
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing PKLI
Ir. Sulardi Ir. Erma Yulia, MT.
NIP. 196806111997022001
Ketua Jurusan
Drs. Hidir Efendi, M.Pd
NIP. 196101251987031001
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulliah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia
yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaiakan program Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Medan yaitu PKLI beserta penyusunan Laporan.
Laporan PKLI ini disusun sebagai salah satu pertanggung jawaban atas pelaksanaan
PKLI yang bertempat di CV. MULTI KARYA UTAMA, Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15
Medan yang merupakan tugas matakuliah Praktek Kerja Lapangan Industri bagi mahasiswa pada
semester VI pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan. Penyelenggaraan PKLI
dilaksanakan pada bulan Januari – Pebruari tahun 2011. Pemabahasan laporan ini mencakup
tentang gambaran umum dalam pelaksanaan PKLI, gambaran umum perusahaan, lay out
perusahaan, teknik pengerjaan benda, proses pengerjaan roda gigi pada mesin hobbing.
Di dalam penulisan laporan PKLI ini, penulis banyak mendapatkan dukungan serta
bimbingan dari semua pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I di Fakultas
Teknik UNIMED.
2. Bapak Drs.Hidir Efendi,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
3. Bapak Drs.Pudin Saragih, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Drs.Selamat Riadi, selaku Kepala Lab Teknik Mesin UNIMED.
5. Bapak Drs.Eka Daryanto,MT, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin D3 UNIMED.
6. Bapak Adi Santoso sebagai Direktur CV.Karya Mulya Utama
7. Bapak Ir. Sulardi, selaku Mandor di CV. Karya MulyaUtama beserta seluruh Karyawan.
8. Bapak Suriadi, selaku Teknisi serta pemberi arahan pada penulis.
9. Ayahanda Hadimulyono dan Ibunda Sariyem selaku Orang Tua dari penulis, dan Bapak
Tukidi beserta Ibu Sarinem yang telah benyak mendukung di dalam perkuliahan baik
berupa doa, semangat dan juga materi.
10. Teman – teman yang juga selalu memberikan panduan, arahan dan doa.
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKLI ini masih terdapat
kekurangan dalam penulisan, baik itu dari segi isi materi maupun tata letak bahasa yang
dipergunakan yang merupakan keterbatasan penulis. Dengan demikian penulis meminta
maaf, demi kelengkapan dan kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) dapat bermanfaat bagi penulis
dan juga para pembaca.
Medan, Maret 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Tujuan dan Manfaat PKLI……………………………………………... 2
C. Materi Praktek Kerja Lapangan Indutri ………………………………... 3
D. Dasar Pelaksanaan .…………………………………………………….. 4
E. Waktu dan Tempat …………………………………………………….. 4
F. Pelaksana ……………………………………………………………… 4
BAB II SEJARAH UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan …………………………………………………….. 5
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………………….. 6
C. Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan ……………………….. 7
D. Teknik Penanganan Job ……………………………………………….. 7
E. Pengendalian Mutu Perusahaan ……………………………………….. 8
F. Metode Pemasaran …………………………………………………….. 8
G. Layout Perusahaan …………………………………………………….. 9
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A. Pengertian Roda Gigi ………………………………………………….. 12
B. Klasifikasi Roda Gigi ………………………………………………….. 12
C. Profil Roda Gigi ……………………………………………………….. 15
D. Nama-Nama Bagian Roda Gigi ………………………………………… 16
E. Rumus dalam Membuat Roda Gigi …………………………………….. 17
F. Mesin Hobbing …………………………………………………………. 18
iv
BAB IV LANGKAH MENBUAT RODA GIGI LURUS dengan MESIN HOBBING
A. Pembentukan Awal …………………………………………………… 29
B. Pengerjaan Bahan Roda Gigi …………………………………………. 30
C. Perhitungan Roda Gigi ………………………………………………… 30
D. Langkah Pembuatan Roda Gigi ……………………………………….. 31
E. Hasil Kerja Mesin Hobbing …………………………………………… 36
F. Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI ……………………………………. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan PKLI
Tujuan Pendidikan Nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berbudi pekerti yang luhur, serta berkepribadian yang
baik, mandiri, disiplin, bekerja secara professional, produktif dan yang paling utama
bertanggung jawab kapada masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri memiliki peranan penting dalam upaya
meningkatkan harkat, martabat, dan juga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
mengarah pada peningkatan daya intelektual dan profesionalisme. Dengan demikian salah
satu Universitas di Sumatera Utara yaitu Universitas Negeri Medan (UNIMED), telah
menyiapkan tenaga yang professional khususnya dalam bidang industri dan juga
mempersiapkan diri untuk manusia yang ahli dalam bidangnya sehingga dapat diharapkan
membantu masyarakat untuk masa depan.
Guna memenuhi tuntutan sebagai Perguruan Tinggi Negeri yaitu menciptakan
manusia yang berguna bagi masa depan bangsa, maka Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan (FT UNIMED) melaksanakan suatu program untuk melatih keterampilan
mahasiswa di industri dalam matakuliah Praktek Industri. Untuk melatih keterampilan itu
mahasiswa harus turun langsung dan mengikuti semua aturan yang dibuat oleh perusahaan
tersebut, dimana CV. Karya Mulia Utama merupakan perusahaan yang bekerja dalam
bidang Fabrikasi yang beralamat di Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15 Medan. Dengan
adanya program latihan kepada mahasiswa terhadap perusahaan tersebut, sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang dapat diharapkan dan sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
2
B. Tujuan dan Manfaat PKLI
1) Tujuan umum
a) Sebagai suatu syarat mahasiswa mengikuti matakuliah praktek industri.
b) Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat
dalam perkuliahan ke dunia industri.
c) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia indutri
dengan melakukan observasi langsung ke lapangan industri.
d) Mahasiswa dapat memahami proses industri dengan teori dan praktek yang baik
yang di dapat dalam perkuliahan, serta mampu dalam praktek industri.
2) Tujuan Khusus
a) Ingin mengembangkan ilmu, teori, dan pengalaman yang belum kami dapatkan
di bangku perkuliahan sebagai upaya pengembangan diri sesuai dengan nilai
(value) dan tujuan perusahaan.
b) Berkeinginan menjadi mitra dalam suatu kerjasama yang sesuai dengan disiplin
ilmu yang kami dapatkan dari bangku perkuliahan.
3) Manfaat Program PKLI
a) Manfaat bagi Mahasiswa
(1) Mahasiswa dapat menambah keahlian dan keterampilan dalam bidang
teknologi yang berkembang di dunia industri.
(2) Mahasiswa dapat membandingkan teori yang di dapat dalam perkuliahan
dengan yang di terima pada saat praktik di lapangan.
(3) Mahasiswa dapat memahami proses kerja yang sebenarnya secara langsung
pada dunia industry.
(4) Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian
atau observasi langsung di lapangan.
b) Manfaat untuk Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin UNIMED
(1) Dapat terjalin kerjasama antara Fakultas Teknik Unimed dengan dunia
industri.
(2) Untuk Fakultas Teknik dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan
memadukan pengetahuan dalam kampus dengan di dunia industri.
3
(3) Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri di perusahaan tersebut.
c) Manfaat untuk Perusahaan
(1) Ikut serta dalam mencerdasakan kehidupan bangsa dan dapat
meningkatkan kualitas manusia yang mengarahkan pada peningkatan
intelektual dan prosfesionalisme.
(2) Terjalinnya hubungan baik antara masyarakat perusahaan dengan
masyarakat sekitarnya pada bidang-bidang pendidikan, seperti mahasiswa.
(3) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan dibidang pendidikan.
C. Materi Praktek Kerja Lapangan Industri
Rencana pelaksanaan PKLI ini setidaknya mencakup beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Melakukan orientasi dan sejarah perusahaan
2) Mengenal layout perusahaan dan peralatan
3) Mengenal karakteristik jasa dan manajemen perusahaan
4) Teknik penanganan jobset (alur pelayanan)
5) Teknik analisis kerusakan pada job
6) Teknik pengerjaan benda kerja
7) Teknik penggunaan peralatan Workshop
8) Metode pemasaran
9) Teknik pengendalian mutu perusahaan
10) Evaluasi pelaksanaan dan silabus.
4
D. Dasar Palaksanaan
1) Melaksanakan TRI DARMA Perguruan Tinggi sebagai Mahasiswa Universitas
Negeri Medan ( UNIMED).
2) Program mata kuliah bersyarat yang harus dilaksanakan mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (FT UNIMED).
E. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Industri dilaksanakan pada:
Bulan : Januari s/d Februari 2011
Tempat : CV. Karya Mulia Utama
Jl. STM GG Syukur Barat No. 15 Medan.
F. Pelaksana
Mahasiswa yang melaksanakan PKLI adalah:
No Nama NIM Jurusan Program
1 Sehono 508222026 Teknik Mesin D3
2 Hakimin 508222014 Teknik Mesin D3
5
BAB II
SEJARAH UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan CV. Karya Mulya Utama adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang fabrikasi. Pendiri perusahan ini adalah Bapak Ir. H. Katyo
Sumantri. Jenis pengerjaan yang dilakukan pada dasarnya adalah sesuai
pesanan serta disesuaikan dengan mesin-mesin yang ada.
Awal mula perusahaan ini berdiri pada tahun 1980, dengan hanya satu
mesin frais yang ditempatkan dibelakang rumah (didapur). Dengan usaha dan
kerja keras Bapak Ir.H. Katyo Sumantri dalam mengembangkan usahanya dan
membuat nama usahanya CV. Karya Mulya.
CV. Karya Mulya yang mempunyai motto “Presisi Adalah Ciri Khas
Utama Kami” membuat perusahaan semakin berkembang dan terus menambah
satu persatu mesin produksinya.
Pada tahun 1998 CV. Karya Mulya berganti nama menjadi CV. Karya
Mulya Utama. Perusahaan tersebut mendaftarkan nama perusahaannya ke
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
(DEPPERINDAG RI) dengan bentuk perusahaan perorangan. CV. Karya
Mulya Utama mempunyai Tadan Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dengan
nomor 00021/ 02/ 3/ TDUP/ II/ 1998 atas nama pemilik/ penanggung jawab Ir.
H. Katyo Sumantri yang beralamat di Jln. STM Gg. Syukur Barat No. 15
Medan.
Disamping itu CV. Karya Mulya Utama pernah berkali-kali memperoleh 3
(tiga) piagam penghargaan dan 7 (tujuh) sertifikat dari beberapa perusahaan
atas kerja sama yang baik dengan memenuhi produk sesuai standart yang
dipesan oleh perusahaan tersebut. Salah satu diantaranya yakni piagam
penghargaan dari PT. Caltex Pasific Indonesia dalam pembuatan Suffing Box
pada tahun 2000.
6
B. Struktur Organisasi Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI
CV. KARYA MULIA UTAMA
Keterangan :
: Hubungan Langsung
: Koordinasi
Hj. Syamsinar
Komisaris
Karyawan
Ir. Sulardi
Forman/Mandor Workshop
Vera Lestari
Kabag. Tata Usaha
R.M. Eko Prastyo, ST
Supervisor Pemasaran
Rini Wulandari, ST
Kabag. Umum dan Perlengkapan
Hanna Yurina Wati, SE
Kabag, Keuangan
Ali Tagor
Teknik/Lapangan
1. Awalluddin
2. Faisal
3. Hasrul
4. Hendra
5. Junedi
6. Misno
7. M. Agus
8. Ratimin
9. Sunardi
10. Sugiharto
11. Sangkot
12. Dayat
13. Zuhairi
14. Wardani
15. Juliadi
16. Sopian
17. Riadi
18. Mas. Herianto
19. Garda
Rahmad Adi Santosa
Direktur
7
C. Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan
1) Proposal Bisnis
CV. Karya Mulya Utama memberikan jasa kepada setiap pelanggan
yang datang untuk dibuatkan sesuai dengan permintaan daripada
pelanggan. Dalam hal ini tidak memerlukan atau tidak menggunakan
system proposal melainkan pelanggan sendiri datang ke prusahaan
dengan membawa jenis barang yang akan dikerjakan dengan
menunjukkan gambar. Dan selanjutnya pihak perusahaan akan
mengajukan penawaran harga baik secara langsung maupun dengan
selembar surat kepada pelanggan.
2) Penambahan Dana
CV. Karya Mulya Utama dalam usahanya juga mendapatkan
penambahan dana yaitu dari Bank BRI berbentuk Dana Bergulir serta
pinjaman kredit yang berasal dari Bank BNI’46 Belawan
3) Negosiasi
Sistem negosiasi yang berjalan di CV. Karya Mulya Utama tersebut
tidak jauh berbeda dengan perusahaan-perusahaan lain, adapun
negosiasi yang disetujui bersama, apabila selisih penawaran harga yang
diajukan oleh CV. Karya Mulya Utama dengan Perusahaan yang
bersangkutan masih dalam batas yang sesuai atau wajar.
D. Teknik Penaganan Job
Dalam perusahaan CV. Karya Mulya Utama ada teknik permesinan, teknik
pengemasan (packing):
1) Teknik Permesinan dan Pengerjaan lanjut (finishing)
Semua teknik permesinan dan finishing dilaksanakan di Workshop
CV. Karya Mulya Utama. Dari bentuk material ataupun juga sudah
mengalami proses permesinan sampai menjadi bentuk barang jadi sesuai
yang diingikan oleh pelanggan. Biasanya dalam proses akhir (finishing)
yang dilakukan di CV. Karya Mulya Utama ialah pengerindingan,
penyepuhan, dan pengecatan namun untuk proses pengkrooman dilakukan
di luar perusahaan.
8
2) Teknik Pengemasan (packing)
Teknik pengemasan yang dilakukan di CV. Karya Mulya Utama
dilakukan apabila barang yang di pesan selesai dikerjakan. Pengemasan
dikerjakan apabila akan dikirim oleh perusahaan kepada pelanggan dengan
menggunakan kotak atau kardus biasanya pengiriman ditujukan ke luar kota
misalnya Pekan Baru, Siantar, dan Kuala Tanjung.
3) Menentukan Harga Produksi
Harga hasil produksi akan diberikan kepada pelanggan berdasarkan:
a) Besar kecilnya diameter benda kerja.
b) Modul benda kerja.
c) Bahan apa yang akan digunakan.
d) Kesulitan dalam pengerjaan.
e) Lamanya benda kerja dikerjakan.
E. Pengendalian Mutu Perusahaan
Untuk menjaga mutu dan juga kualitas barang, CV. Karya Mulya Utama
selalu memperhatikan tingkat toleransi ukuran seperti yang diharapkan oleh
pelanggan serta juga memperhatikan material yang dipakai sehingga sesuai
dengan fungsi benda itu. Dimana slogan/motto perusahaan “Presisi Adalah Ciri
Khas Utama Kami”.
F. Metode Pemasaran
1) Sasaran / Objek Pemasaran
Segmen pasar yang dilakukan oleh CV. Karya Mulya Utama adalah
Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar. Dimana perusahaan kecil tersebut
merupakan pelanggan-pelanggan harian yang membuat barang produksi
dalam jumlah kecil, sedangkan untuk perusahaan besar seperti PT.
Indonesia Asahan Aluminium, PT. Kimsari Paper Indonesia, PT. Bina
Pemuda, CV. Sispra Jaya Logam dan lain-lain yang memesan barang
produksi dalam jumlah yang cukup banyak.
2) Teknik Promosi
CV. Karya Mulya Utama tidak melakukan promosi kepada para
pelanggan namun pelanggan yang melakukan promosi kepada pelanggan
9
lainnya melalui mulut ke mulut yang akan membuat barang, karena mereka
tahu kualitas barang yang pernah dibuat oleh CV. Karya Mulya Utama
G. Layout Perusahaan
CV. Karya Mulya Utama adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengerjaan permesinan. Perusahaan ini mengerjakan komponen-komponen mesin
yang mendapat kerusakan, setiap orderan diterima dengan pertimbangan bahwa
pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin yang ada di
CV. Karya Mulya Utama.
Adapun mesin produksi yang dimiliki dan dipergunakan oleh CV. Karya Mulya
Utama adalah sebagai berikut :
1) Hand Saw Machine 12. Hobbing Machine
2) Slothing Machine 13. Drilling and Milling Machine
3) Universal Milling Machine 14. Drilling and Milling machine
4) Universal Milling Machine 15. Radial Drilling Machine
5) Universal Milling Machine 16. Lathe Machine
6) Universal Milling Machine 17. Lathe Machine
7) Shoper Machine 18. Silindrical Grinding Machine
8) Lathe Machine 19. Houl Grinding Machine
9) Lathe Machine 20. grinding machine
10) Lathe Machine
11) Tool Catter Machine
10
P
16
1
2
3
23 22 10 11
12
4
13 14
5 6 7 8
9
20 19 18 17
15
21
R1
R2
R3
R5
R4
G
R6
R7
R8
R9
11
Keterangan gambar :
Ruangan Mesin
R1 = Perlengkapan
R2 = Ganti Pakaian1
R3 = Pelumas/oli
R4 = Ganti pakaian 2
R5 = Kamar mandi
R6 = Pembentukan 1
F7 = Pembentukan 2/ pengecatan
R8 = Kantor administrasi
R9 = Kantor Direktur
P = Tempat parkir
G = Tempat Genset
1. Gerinda
2. Gerinda
3. Grinding penampang
4. Frais
5. Hobbing
6. Frais
7. Bor duduk
8. Bor duduk
9. Bor
10. Bubut
11. Bubut
12. Bubut
13. Bubut
14. Bubut
15. Las
16. Skrap
17. Frais + Slotting
18. Frais
19. Slotting
20. Gergaji
21. Jek
22. Grinding silinder luar
23. Grinding Silinder dalam
12
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A. Pengertian Roda Gigi
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai
fungsi mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan putaran
kecepatan. Umumnya roda gigi berbentuk silindris, di mana bagian tepi terdapat bentukan -
bentukan yang menyerupai (mirip) gigi ( bergerigi ).
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggunggan
pada kelilingnya salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar. Alat yang
menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek.
Untuk ini kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan
gaya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Roda gigi semacam ini
disebut roda gigi baik yang berbentuk silinder ataupun kerucut.
Namun untuk menghasilkan daya yang besar dan putaran yang tepat, kedua roda
gesek ini harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilkukan oleh
gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda gigi semacam ini, yang dapat berbentuk
silinder atau kerucut disebut roda gigi.[1]
B. Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan dalam sebuah Tabel 1, menurut letak poros, arah
putaran, dan bentuk jalur gigi. Roda-roda gigi terpenting yang disebutkan pada tabel 1,
dapat dilihat pada Gambar 1.[1]
Roda gigi lurus, yaitu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak saling sejajar.
Roda gigi ini bersifat tetap yang mana dalam artinya tidak dapat dilepas pada saat
mesin dalam keadaan berputar. Dapat dilihat pada Gambar 2.
13
No. Letak Poros Roda Gigi Keterangan
1.
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus (a)
Roda gigi miring (b)
Roda gigi miring ganda (c)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk alur
gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan
pinyon (d)
Batang gigi dan pinyon (e)
Arah putaran
berlawanan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan
berputar
2.
Roda gigi dengan
poros
berpotongan
Roda gigi kerucut lurus (f)
Roda gigi kerucut spiral
(g)
Roda gigi kerucut Zerol
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
ganda
Roda gigi permukaan
dengan poros berpotongan
(h)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk jalur
gigi)
3.
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang (i)
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan
berputar
Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping
Tabel 1. Klasifikasi Roda Gigi
Gambar 2. Roda Gigi Lurus (spur gear)
14
Gambar 1. Macam-macam roda gigi
Roda gigi miring yaitu elemen mesin yang mempunyai jalur gigi yang membentuk
ulir pda siloinder jarak bagi, berfungsi sebagai penghubung antara roda gigi yang
digerakkan dengan roda gigi penggerak dengan putaran dan daya yang sama serta dapat
dilepaskan dari kedua.
Roda gigi ini meneruskan putaran dengan perbandingan reduksi yang besar. Tetapi
untuk beban yang besar roda gigi cacing dapat dipergunakan dengan perbandingan sudut
kontak yang lebih besar. Roda gigi ini meliputi roda gigi cacing slindris, selubung ganda
(globoid), roda gigi cacing samping.
Merupakan roda gigi yang paling sering dipaka tetapi roda gigi ini sangat berisik
dengan perbandingan kontak yang kecil, macam-macam roda gigi ini meliputi roda gigi
kerucut lurus, spiral, miring, Zerol. Dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Roda Gigi Miring (Helical Gear)
15
Roda gigi payung (Bevel Gear) adalah roda gigi yang berbentuk tirus dan payung.
Pada pemasangannya dia tegak lurus dengan sumbu poros pasangannya (Inter Section
Axes) dalam memindahkan tenaga.
Roda gigi lurus pada batang (Rack Gear) yakni pada suatu batang yang empat
persegi dan lurus diberi gigi lurus. Biasanya gigi ini dihubungkan dengan roda gigi lurus.
Digunakan untuk memindahkan bobot dalam gerak bolak-balik lurus.
Roda gigi cacing adalah suatu roda gigi helical dan dikontakkan pada sudut helical
dari gigi pada poros cacing. Roda gigi cacing dapat memperkecil putaran dan mampu
memindahkan gaya besar.
C. Profil Roda Gigi
1 Profil gigi sikloida ( Cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida. Jenis gigi
ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar
dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian,
diantaranya pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat
digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal.[2]
2 Profil gigi evolvente
Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis
gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan
maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis
profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi
3 Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang
besar dan khusus. Oleh sebab itu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Profil Roda Gigi Khusus
16
D. Nama-Nama Bagian Roda Gigi
Nama-nama bagian utama roda gigi dapat dilihat dalam Gambar 5.
Gambar 5. Nomenklatur Roda Gigi
Lingkaran Puncak (pitch circle) dari sepasang roda gigi yang berpasangan adalah
saling bersinggungan satu terhadap yang lain.
Pinyon adalah roda gigi yang terkecil diantara dua roda gigi yang berpasangan.
Untuk lebih besar sering disebut Roda Gigi (Gear).
Jarak Lengkung Puncak (circular pitch), p adalah jarak yang diukur pada lingkaran
puncak, dari satu titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang berkaitan pada gigi di
sebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak adalah sama dengan jumlah tebal gigi (tooth-
thickness) dan lebar antara (width of space).
Modul (module), m adalah perbandingan antara diameter puncak dengan jumlah
gigi. Modul adalah indeks dari ukuran gigi pada standar SI.
Puncak diametral (diametral pitch), P adalah perbandingan antara jumlah gigi pada
roda gigi dengan diameter puncak. Atau kebalikan dari module. Puncak diametral
dinyatakan dalam jumlah gigi per inci (dalam satuan Inggris).
Addendum a adalah jarak radial antara bidang atas (top land) dengan lingkaran
puncak. Dedendum b adalah jarak radial dari bidang bawah (bottom land) ke lingkaran
puncak. Tinggi keseluruhan (whole depth) h t adalah jumlah addendum dan dedendum.
Lingkaran kebebasan (clearance circle) adalah lingkaran yang yang bersinggungan
dengan lingkaran addendum dari pasangan roda gigi tersebut. Kebebasan (clearance), c
adalah an-punggung (bock-lash) adalah besaran yang diberikan oleh lebar antara dari satu
roda gigi kepada tebal gigi dari roda gigi pasangannya diukur pada lingkaran puncak.[1]
17
E. Rumus Dalam Membuat Roda Gigi Lurus
1. Jarak Bagi
Jarak bagi adalah jarak dari garis sumbu gigi sampai ke garis sumbu gigi dalam bentuk
busur pada diameter lingkaran jarak bagi. Nilai P dapat dihitung dari keliling lingkaran
jarak bagi dan untuk penjelasan pada Gambar 6: [3]
ܷ ൌ . ݖ
ܷ ൌ ݀. ߨ
. ݖ ൌ ݀. ߨ
՜ ൌ
݀. ߨ
ݖ
Catatan: Jarak bagi adalah kelipatan dari ߨ
Gambar 6. Jarak Bagi (P)
2. Modul
Dari hubungan ݀. ߨ ൌ . ݖ rasio d/z dapat diucapkan dengan p/ߨ
݀
ݖ
ൌ
݀
ߨ
ൌ ݉
Nilai “modul” dapat digunakan untuk rasio-rasio yang ekuivalen. Modul tersebut
diukur dalam satuan (mm), untuk penjelasan pada Gambar 7.
Catatan : modul adalah satuan standar, yang tujuannya ialah memungkinkan
perhitungan dengan angka-angka bulat.[3]
Keterangan:
d = diameter lingkaran jarak bagi
p = jarak bagi
m = modul
Gambar 7. Modul Roda Gigi
18
Dt = z . m
Dl = m (z + m)
Dd = m (z - 2,5)
hz = 2,25 . m (Hobbing)
= 2,166 . m ( Frais)
Keterangan:
D= diameter lubang
Dt= diameter tusuk
Dl= diameter luar/kepala
Dd= diameter dalam
hz = tinggi gigi
Rumus Ruda Gigi Lurus
Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]
F. Mesin Hobbing
1. APLIKASI DAN SPESIFIKASI
Mesin hobbing ini mampu membuat roda gigi, roda gigi lurus dan roda gigi cacing
yang cocok untuk bagian tunggal atau produksi massal. Jika pengguna memiliki beberapa
mesin seperti pada Gambar 9, maka kita perlu untuk memperbaiki beberapa untuk
menyelesaikan salah satunya dengan cara mempergunakannya agar tetap bekerja presisi.[5]
Dengan kekakuan yang cukup, mesin ini ketika roda gigi hobbing dapat memotong
dengan kedalaman gigi yang diinginkan oleh satu atau lebih bagian. Untuk sejumlah
pemotongan, kecepatan potong harus diubah untuk masing-masing dipotong. Ketika
kecepatan potong, laju pemakanan dan kedalaman pemotongan adalah dapat dipilih dan
pekerjaan hanya menset-up, mesin ini gigi ke-7 Kelas akurasi IB179-83.
Mesin ini dilengkapi dengan penyesuaian perangkat hidrolik untuk mengimbangi
perlawanan cut slide kompor disediakan, dapat memotong memanjat untuk meshing roda
gigi dengan cara meningkatkan produktivitas digunakan.
Melintasi dibayar untuk slide kompor dan berhenti otomatis setelah hobbing ini
disediakan sehingga mesin mudah digunakan dan operator dapat menghadiri beberapa
mesin.
19
Gambar 9. Mesin Hobbing
2. MENSETTING MESIN
a. Menyiapkan pekerjaan
Akurasi dalam mendirikan kerja (gigi kosong) merupakan prasyarat untuk hobbing.
Oleh karena itu, pekerjaan harus benar-benar dijepit dan konsentris dengan bangku selama
pekerjaan . Jika pekerjaan yang dijepit di dudukan, seharusnya tidak mudah pecah. Hal ini
juga diperlukan untuk memeriksa pekerjaan pada rotasi (yaitu karya berputar di kedua arah
radial dan aksial) bergerak dengan indikator dial pada kompor, sehingga dapat menjaga
keakuratan pekerjaan hobbed tetap.[5]
b. Setting Hob
Akurasi di pisau merupakan fasilitas pemakanan sebagai peran penting untuk mesin
hobbing. Bentuk dan kotoran pada pisau dan berakhir pada jarak kerah bukanlah penyebab
ini defleksi penunjung kompor, ketika kacang diperketat diperbolehkan.
Bersihkan pisau keteduhan akhir dan meruncing lubang poros pisau harus dipenuhi.
Mandrel pisau harus terpasang ke kumparan dengan mengencangkan menarik di Holt
didukung oleh ujung lain dengan sebuah bantalan bergerak untuk menjamin kelancaran
operasi. Klip kamp ini harus terpasang erat.
Kepala pisau harus miring pada sudut saat ini. Ini adalah sudut antara sumbu oven
dan posisi horisontal. Diaman harus sama dengan sudut kemiringan pisau untuk memacu
roda gigi. Nilai sudut kemiringan pisau biasanya ditandai di atas pisau tersebut. Himpunan
sudut, poros pertama kepala pisau dengan pengelolaan promosi di atas pisau dan kemudian
dorong dengan bimbingan promosi pada skala sorong di atas pisau. Setiap divisi di sorong
mewakili 6 menit.
20
Hal ini mengingat bahwa ketika sudut kemiringan pekerjaan dan sudut sayap dari
pisau dari tangan yang sama, sudut kemiringan kepala pisau harus sama dengan selisih
antara sudut. Sebaliknya, jika sudut kemiringan pekerjaan dan sudut sayap dari tangan
yang berbeda dengan pisau, harus sudut putar kepala pisau sama dengan jumlah sudut
tersebut. Oleh karena itu, dalam kasus sudut kemiringan kerja sama dengan sudut
kemiringan pada pisau hobbing, dan kedua sudut adalah dari tangan yang sama, sudut
putar kepala, sudut nol yang apabila kepala pisau ditempatkan dalam posisi horisontal.
Untuk roda gigi, disarankan untuk membawa pisau, sudut sisi dari tangan yang
sama dengan sudut kemiringan kerja, sehingga arah rotasi pisau akan bekerja melawan
rotasi. Itu tindakan pencegahan dalam menanggapi pengindeksan cacing dan roda cacing,
orang lain seperti yang ada akan dihilangkan dan dengan demikian memperoleh akurasi
yang lebih tinggi dari pekerjaan pengolahan
c. Pemilihan kecepatan potong
Tabel 2, memotong kecepatan untuk kompor baja pegas coil kecepatan tinggi.
Bahan Kerja
Kecepatan potong m/min
Menggosok Pengolahan
Besi cor 16-20 20-50
Baja kekuatan tarik
600 / cm N 2
25-28 30-35
Baja dalam kekuatan
tarik lebih dari 600 /
cm N 2
20-25 25-30
Krom-nikel baja 20-25 25-30
Perunggu 25-50
Plastik 25-40
Tabel 2. Kecepatan potong dalam m/min
21
Tabel 2, di atas dipotong untuk metode konvensional. Metode Naik pemotongan
memungkinkan kecepatan rata-rata 20-25% di KOMPARASI ditingkatkan menggunakan
pemotongan tradisional. Secara umum, kecepatan rata-rata lebih kecil dan lebih besar feed
yang diterima untuk menjalankannya. Sebaliknya, kecepatan potong yang semakin tinggi
dan pakan kecil untuk peralatan. Untuk modul-modul yang lebih besar atau lebih banyak
gigi, dan ketika akurasi tinggi diperlukan, dua bagian gigi roda gigi yang dianjurkan. [5]
Dengan menggunakan pisau multi-threaded, waktu kerja akan disimpan bila
dibandingkan dengan pisau benang tunggal, adalah untuk pemakanan yang sama dan
kecepatan potong. Keakuratan transmisi akan hobbed tidak begitu baik.
Ordinat menunjukkan kecepatan potong, sedangkan absis menunjukan diameter
pisau. Menurut kecepatan potong dipilih dan diameter area pengerjaan menggambar garis
horizontal di sebelah kanan sumbu y dan garis vertikal ke atas dari absis yang akan
dipotong pada satu titik. Kemudian pilih salah satu jalur lereng menunjukkan kecepatan
dari kompor, yang paling dekat dengan persimpangan. dipilih oleh garis miring, roda gigi
sesuai kecepatan perubahan yang ditemukan di ujung atas dari garis miring.
Untuk integrasi RH memacu sudut pitch besar adalah pisau) mengharuskan kepala
ke sisi lain, putar sehingga drive A pada shift gear pada poros lain (lebih rendah) . Dalam
kondisi normal, wheel drive terpasang sebuah paduan pada poros ke kanan.
Untuk menghindari parameter memakai gear cacing pengindeksan dan roda cacing
untuk hobbed hubungan antara kecepatan rata-rata dan jumlah gigi roda gigi dengan
kecepatan geser yang diijinkan dari roda gigi cacing pengindeksan yang tidak boleh
melebihi 2 m / detik diatur, sehingga kecepatan meja kerja tidak lebih dari 7,5 U / min
dapat dibatasi. [5]
Kecepatan praktis dari meja kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
min / 5.7
.
1
r
z
K n
n h ≤ = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 20)
Dimana, n = kecepatan meja kerja
n = kecepatan kompor
K = jumlah benang HOB
Z = jumlah gigi roda gigi hobbed
Contoh, D = 60, K = 1, Z = 26
Dimana, D = diameter kompor
22
Jika mengambil kecepatan rata-rata untuk metode potong konvensional min v =
29,5 m/min. Kecepatan memasak adalah 165 rpm
Setelah rumus di atas, kecepatan meja kerja praktis, [5]
) min( / 5.7 min / 35 .6
26
1. 165 .
1
permitted r r
Z
K n
n h < = = =
d. Pemilihan gigi pengindeksan perubahan dan kontra gigi e & f,
Menurut hubungan antara jumlah benang kawanan dan jumlah gigi alat yang Anda
pilih untuk indeks gigi nongol perubahan jumlah gigi, sehingga e / f = 1 / 1 Rumus untuk
pemilihan program adalah f:
Z
K
d
c
b
a 24
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Jika Gears Hobbing gigi nomor Z> 161, menggunakan e gear counter & f, salah
satu dari 24 gigi dan yang lainnya dari 48 gigi, i, e. e / f = ½. Rumus untuk pemilihan gigi
persneling adalah:
Z
K
d
c
b
a 48
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Dimana, K = jumlah benang HOB
Z = jumlah gigi roda gigi hobbed
Grafik pada Gambar 10, untuk memilih gigi mengubah indeks disediakan. Angka-
angka diberikan dalam angka-angka dalam kaitannya dengan posisi roda gigi perubahan.
Kartu itu harus dipertahankan atas dasar pisau thread tunggal. Jika beberapa thread (K)
pisaur yang digunakan, grafik di atas baja dapat digunakan, tetapi mengingat jumlah gigi
roda gigi dalam grafik hanya i / k adalah jumlah aktual gigi dari gigi dipotong. Jika jumlah
gigi roda gigi hobbed 120 dan dual-benang kompor diasumsikan sama grafis, tapi memilih
gigi -gigi pengindeksan 60.
Perhatikan bahwa gerakan diferensial pada umumnya, bukan untuk gigi roda gigi
spur, dimana pinus-coupler (Lampiran M1), yang disediakan dengan cara kunci dalam
lubang yang diperlukan harus didasarkan pada gelombang diferensial (gelombang IV)
dimuat.
23
Gambar 10. Pemilihan gigi pengganti
e. Pemakanan Vertikal Pemilihan Gears Perubahan
Pemakanan vertikal dipilih berdasarkan akurasi yang diinginkan dan menyelesaikan
permukaan roda gigi yang akan dipotong. Pemakanan vertikal dipilih tergantung pada
keakuratan yang diinginkan dan kualitas permukaan roda gigi yang akan dipotong,
pemakanan yang lebih besar untuk hidup seadanya dan finishing pemakanan yang lebih
kecil. Terlalu kecil untuk memakan, tetapi dikenakan slip pada pisau, menyebabkan panas.
Kecapatan pada mesin hobbing modul gigi menengah tidak boleh Tess dari 0,5 mm.
Untuk gigi roda gigi heliks dari sudut kemiringan 30 dari pemakanan harus 80%
dari gigi memacu dan untuk lebih dari 400, 60%.[5]
Gigi perubahan dapat dihitung dengan rumus berikut:
…..(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Dimana, SB = Feed Vertikal
Bagan (Gbr. 11) untuk pemilihan gigi pakan perubahan, perubahan posisi roda
disediakan, yang ditunjukkan pada gambar, grafik (Gambar 10) membantu untuk
menentukan apakah atau tidak untuk gigi longgar harus adopth.
b= 1
24
Gambar 11. Pemilihan kecepatan pada gear
f. Seleksi perubahan gigi diferensial
Sebagai gerakan diferensial untuk intermeshing roda gigi, rahang-coupler (M2
attachmet) diperlukan dengan lubang yang lebih besar kepada poros gigi diferensial
(gelombang IV) mount digunakan dengan poros perunggu antara IV dan lengan coupler.
Dari transmisi diferensial dihitung dapat disesuaikan sesuai dengan Gambar 12.
Perhatikan bahwa perubahan indeks pada gigi roda gigi roda gigi heliks ketika rasio
roda gigi e & f, 1.1, dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Z
K
d
c
b
a 48
. = ……(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Jika nomor itu hobbed gigi roda gigi bahkan nomor, bisa berubah roda baja dari
grafik (Gbr. 10) yang dipilih dalam buku ini, tetapi nilai Z hanya itu transisi hobbed, yakni
ketika jumlah gigi roda gigi adalah hobbed 100, perubahan gigi harus dipilih sesuai dengan
jumlah gigi 50 di grafik.
Roda gigi diferensial dipilih hobbed ke modul normal, dan sudut pitch heliks dan
dihitung sebagai berikut:
K M
Sin
d
c
b
a
H
.
. 355615 .8
.
2
2
2
2β
= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Dimana, F = Normal modul
K = jumlah kompor benang
β= sudut memimpin Hobbed gigi
Contoh, jumlah gigi Z = 100 M 3 =
H R. 30 =
β
K = 1 .. R.H.
25
392601 .1
1 3
. 3556 .8
.
. 355615 .8
.
.
2 2
2 2 = = =
x
Sin
K M
Sin
d b
c a
H
β β
Perubahan diferensial Sun roda gigi untuk nilai yang dihitung di atas dipilih sebagai
berikut,
392633 .1
67 62
89 65
000009 .0 392601 .1 392592 .1
392592 .1
60 45
80 47
67 62
89 65
60 45
80 47
=
− = − =
=
x
x
Error
x
x
x
x
or
x
x
Error = 1.392633 - 1.392601 = 0.000032
Kesalahan tersebut dapat diterima untuk meshing roda gigi dengan ketepatan
umum.
Gambar 12. Perubahan gigi diferensial
g. Pengerjaan roda gigi dengan nomor bilangan prima
Tak terpisahkan bilangan prima, yang terlepas dari satu atau dirinya Pengindeksan
dapat mengubah gigi, dipilih melalui 20-100 untuk gigi-gigi. Untuk gigi dari bilangan
prima di atas 100, seperti 101, 103, 107, 113, 127, dll, seleksi tidak akan dilakukan dengan
rumus:
Z
K
d
c
b
a
or
Z
K
d
c
b
a 48
.
24
. = = …(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)
26
Karena gigi indeks perubahan harus jumlah gigi 101 103, 107, 113, 127, dll Dalam
setiap kasus, tetapi program ini tidak tersedia. Untuk meshing roda gigi dengan gigi utama
gerakan tambahan jika perlu dengan cara perubahan roda gigi diferensial. Prinsip dari
metode ini adalah sebagai berikut (hobbing mesin konvensional misalnya).
Gigi Indeks Perubahan tidak sampai untuk gigi Z, namun untuk gigi Z Z Δ + , di
mana nilai sewenang-wenang kecil yang dipilih, dan kemudian untuk mengimbangi
dampak dari nilai ini sewenang-wenang, gerakan tambahan yang diperlukan oleh
pembentukan gigi perubahan diferensial. Jika ZΔ , seperti yang ditambah diambil, arah
aplikasi tambahan dari perubahan diferensial roda gigi untuk impor sama dengan yang
untuk rotasi, jika ZΔ diambil sebagai negatif, arah rotasi dari gerakan tambahan adalah
bahwa, dibandingkan dengan rotasi kepala, ini dicapai melalui pembentukan dan gigi
pemalas di roda gigi diferensial. Dengan pembentukan gigi pengindeksan dan perubahan
atas perubahan diferensial gigi untuk Z Z Δ + mengkompensasi ZΔ nilai sewenang-wenang
dari jumlah yang diperlukan gigi sebagai akibat dari alat tersebut dapat dicapai.
Nilai yang harus ditemukan dari ZΔ sana, kemudian mengalami kurang aktual,
untuk mengetahui roda gigi dengan cepat.
Rumus untuk pemilihan gigi perubahan adalah sebagai berikut;
a. perubahan Pengindeksan a. gigi (mengambil e, f = 1.1 = 36, 36)
Z Z
K
d b
c a
±
=
. 48
.
.
b. Feed perubahan gigi,
Sb
b
a
=
1
1
c. Diferensial gear perubahan,
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
Sb K
Z
d b
c a Δ ±
= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)
Contoh : Jumlah gigi dari gigi hobbed Z = 127, benang kompor tunggal K 1 =, Ambil
Sb = 1 dan 7 /1= ΔZ
27
a. Pengindeksan mengubah gigi a.,
50 89
35 48
10 89
7 48
890
7 48
7 /1 27
1 48 . 48
.
.
x
x
x
x
x x
Z Z
K
d b
c a
= =
=
+ +
=
b. Feed gear peralihan
55
55
1
1 = = Sb
b
a
c. Diferensial gear perubahan,
30 40
60 75
55 4 7
55 105
4
105
.
55 / 55 1
7 /1
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
x
x
x x
x
x Sb K
Z
d b
c a
−
=
−
=
−
=
Δ −
=
Tanda minus di sini berarti bahwa gigi longgar harus dibentuk dalam gigi
diferensial oleh hobbing naik gigi dengan metode pemotongan, tetapi tidak diperlukan
untuk meshing roda gigi pada metode konvensional.[5]
h. Pengerjaan dengan Roda gigi cacing
Cacing ini hobbed pada mesin ini dengan metode umpan horizontal radial. Feed
radial horizontal adalah dengan gerakan dari meja kerja, yang dioperasikan dengan
memutar 3 persegi di bagian belakang. Berulir sekrup memimpin dengan pitch 5 mm di
ujungnya dilengkapi dengan dial yang menyediakan setiap kelulusan feed tabel 0.025 mm.
Jika terlalu tinggi akurasi dari gigi hobbed diperlukan, menghentikan meja ketika jarak
terakhir antara sumbu dari kompor dan roda cacing dicapai, harus dikendalikan oleh meter
khusus. Metode lainnya untuk pembentukan roda gigi cacing adalah sama seperti untuk
gigi pacu.
i. Sarana kedalaman pemotongan,
Jumlah bagian dan kedalaman potong adalah untuk modul, materi, sudut
kemiringan dan menentukan akurasi diperlukan kerja.
Sebagai sarana kedalaman pemotongan, pertama set-up kerja dan pisau, kemudian
meja kerja bersama dengan bekerja pada kompor, ke pinggiran pekerjaan yang bersentuhan
dengan kompor. Sekarang angkat kompor dorongan untuk memiliki pisau dari pekerjaan
dan putar slot kepala 3 dengan meja pendekatan ke sisi pisau untuk jarak yang sama
28
dengan kedalaman potong yang diinginkan, operasi dapat dimulai. Harus memastikan
bahwa meja kerja dalam memulai harus rileks dan tegang setelah tuas setting 4 oleh tuas
yang sama.
j. Perangkat dari Stop Dog
Sehingga Anda dapat bekerja secara bersamaan pada beberapa mesin, pergi ke
mesin untuk set-up bekerja, dan secara otomatis berhenti saat proses hobbing selesai.
Shutdown otomatis mesin dilakukan oleh anjing berhenti 1 (Gbr. 13) dipasang pada slot-T
pada slide pisau ketika 2 x K saklar batas, di mana motor terputus dari jaringan untuk
menghentikan sehingga efek mesin.
Gambar 13. Stoper mesin Hobbing
29
BAB IV
LANGKAH MEMBUAT RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
A. Pembentukan Awal
Banyak aplikasi-aplikasi roda gigi ditemui di mesin-mesin. Terutama di dalam
gearbox. Di dalamnya terdapat banyak roda gigi yang saling berkait dan bekerja sama.
Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga banyak yang memanfaatkan roda gigi
untuk menngerakkan mainan itu.
Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift penumpang,
grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain
Untuk itu selama dalam pelaksanaan PKLI di CV. Karya Mulya Utama tersebut
membatu sekaligus belajar tentang mesin hobbing didalam pembuatan roda gigi. Sebab
pada kesempatan itu pengerjaan dilakukan pada roda gigi lurus dikarena ada pesanan dari
pelanggan.
Pemotongan dan pembubutan bahan
Sebelum benda kerja masuk kedalam mesin hobbing terlebih dahulu bahan tersebut
dibentuk sesuai dengan diameter yang diinginkan. Pengerjaan membor pada mesin
hobbing juga disesusaikan jangan sampai pada saat pembubutan diameter mandrel terlalu
longgar usahakan diperketat dengan mandrelnya, sebab apabila terlalu longgar dalam
pemsangan benda kerja pada mandrel bisa jadi waktu pengerjaan meskipun sudah diikat
dengan baut bisa bergeser. Pemotongan benda awal dan pengerjaan benda kerja pada mesin
bubut dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Pemotongan danPembubutan bahan pada mesin bubut
30
B. Pengerjaan Bahan Roda Gigi
Setelah bahan dibubut pada mesin bubut dan sesuai yang diinginkan maka langkah
selanjutnya pengerjaan pada mesin hobbing. Bahan yang akan dibuat dalam mesin hobbing
usahakan bahan yang tidak mudah pecah, oleh sebab itu harus memilih bahan yang bener-
benar ulet dan kuat. Adapun bahan-bahan roda gigi dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Bahan hasil bubut untuk roda gigi
C. Perhitungan Roda Gigi
Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]
Perhitungan roda gigi lurus diatas merupakan pedoman atau acuan dalam pengerjaan
roda gigi mesin hobbing. Setelah mengetahui diameter benda kerja dan jumlah gigi yang
akan dikerjakan maka langkah selanjutnya pemilihan modul cutter mesin hobbing,
berbagai merek pisau yang digunakan, untuk melihat modul dan arah sudut daripada pisau
dapat dilihat Table 3, namun dalam pisau sendiri sudah tertera nomor sandi atau tipe modul
dan sudut seperti pada Gambar 19.
Dt = z . m Dl = m (z + m) Dd = m (z 2,5)
hz = 2 ,25 . m (Hobb ing) = 2 ,166 . m ( Fra is) Keter angan:
D= di ameter lubang Dt= d iameter tusuk Dl= d iameter luar/k epala Dd= d iameter dalam hz = t inggi gigi
N
4
D. L
1.
langka
diikatk
gigi h
berges
pengu
senter
turunk
agar ti
NO MO
1
2 1
3
4 1
5
6 2
7 2
8 2
LANGKAH
Pemasang
Bedan kerj
ah selanjutny
kan pada me
harus benar-b
ser saat pem
kuran darip
benda kerja
kan pengikat
idak mudah b
D
ODUL
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
Tabel
H PEMBUA
gan Benda K
rja roda gigi
ya ialah pam
eja kerja ber
benar kuat d
makanan G
ada center b
a adalah dai
t mandrel di
bergerak dis
DAFTAR PI
Α
1 o , 13
1 o , 33
1 o , 42
2 o , 1
2 o , 19
2 o , 24
2 o , 18
2 o , 52
3. Daftar Pis
Gambar 19.
ATAN RODA
Kerja pada
i yang sudah
masangan ben
rgerak berpu
dalam pengi
Gambar 16.
benda kerja,
il indicator s
iatas seperti
saat pemakan
ISAU MESIN
NO
9
10
11
12
13
14
15
16
sau Cutter M
. Pisau Hobb
A GIGI
Mandrel
h selesai dib
nda kerja pa
utar pada me
ikatan bautn
Pemasangan
, adapun ala
seperti Gam
Gambar 18
nan berlangs
N HOBBING
O MO
3
3
Mesin Hobbin
bing [6]
bubut sepert
ada mandrel,
esin hobbing
nya agar ben
n benda ke
at yang digu
mbar 17. Pad
8, itu berfun
sung.
G
ODUL
3
3
3,5
,75
4
5
6
7
ng
ti pada Gam
, dimana ma
g. Pemasanga
nda tersebut
erja juga d
unakan untu
a saat pema
ngsi untuk m
3
α
2 o , 47
3 o
2 o , 53
3 o , 05
2 o , 56
3 o , 21
3 o ,54
4 o , 11
mbar 15, mak
andrel terseb
an bahan rod
t tidak muda
iikuti denga
uk mengetah
asangan baha
menjaga baha
31
ka
but
da
ah
an
hui
an
an
32
Gambar 16. Mandrel
Gambar 17. Pengunaan dail indicator Gambar 18. Pengikat mandrel
2. Pemasangan Pisau
Pemasangan pisau frais pada mesin hobbing dilakukan setelah mendapatkan hasil
dari perhitungan bahan baik diameter kepala maupun jumlah gigi yang akan dibuat. Maka
dari itu dapat memilih jenis modul pisau frais yang berada pada Tabel 3. Pemasangan pisau
pada mandrel juga harus diperhatikan letak posisi pisaunya, bahwa pisau harus berada
center atau ditengeh-tengah benda kerja. Apabila posisi pisau sudah senter pada benda
kerja terlihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Pemasangan Pisau Frais
33
3. Setting Posisi Sudut Pisau Frais
Pengaturan posisi sudut pisau frais pada Gambar 21, sangat menentukan bentuk
dari pada roda gigi. Dalam menentukan sudut dan berapa menit yang akan ditentukan dapat
dilihat pada jenis modul yang digunakan, sebab pada pisau sudah tertera nomornya seperti
pada Gambar 19. Terdapat dua (2) cara untuk menntukan posisi pisau yang pertama ialah
pada derajat kemiringan itu 360 o , kedua ialah menentukan berapa menit dalam mesin
hobbing untuk satu garis itu menunjukkan 6 menit sampai pada 30 menit.
Gambar 21. Posisi sudut sesuai dengan pahat potong (cutting)
4. Pengantian Gear Roda Gigi
Proses selanjutnya dalam pengerjaan roda gigi mesin hobbing yaitu pengantian
roda gigi untuk mengatur kecepatan pemakanan dapat dilihat pada Gambar 22.
Sebelumnya melakukan penghitungan benda kerja yang akan dikerjakan, apabila jumlah
gigi sudah didapat maka bisa melihat Tabel 4, roda gigi mesin hobbing. Table 4
menunjukkan jumlah gigi yang akan dibuat dan juga roda gigi apa yang diganti.
Gambar 22. Gear roda gigi
34
Tabel 4. Pemilihan Roda Gigi Mesin Hobbing
5. Pengaturan Posisi Nol
Sebelum melakukan pemakanan benda kerja berada pada posisi nol dengan
mendekatkan benda kerja ke pisau frais, seperti pada Gambar 23. Cara memposisikan
benda kerja juga ada perhitungan roda gigi yang akan dibuat yaitu tinggi gigi hz = 2,25 . m.
pengatruan dilakukan dengan mengeser meja kerja dengan engkol, dimana dalam satu kali
putaran menunjukkan pergeseran benda kerja ialah lima (5) millimeter pada Gambar 23,
sebelumnya pisau ditarik ke atas agar benda kerja tidak terbentur.
Gambar 23. Pengaturan Posisi Nol
35
6. Menjalankan Mesin Hobbing
Pengerjaan roda gigi dengan mesin hobbing ada tiga metode yaitu dengan manual,
otomatis, dan cepat terlihat pada Gambar 24. Mesin hobbing sendiri juga disediakan alat
pengaturan stop dengan sendiri apabila pekerjaan sudah selesai yaitu stopper terlihat pada
Gambar 25, dengan adanya stopper tersebut pekerjaan yang lain bisa dikerjakan.
Menghidupkan mesin terdapat beberapa panel yang harus diketahui yaitu menghidupkan
aliran listrik berada pada bagian belakang mesin hobbing. Proses menjalankan mesin,
menghentikan dan juga menghidupkan pendingin. Pendingin yang digunakan mesin
hobbing yaitu tellus 68, keunggulan dari pendingin tersebut selain licin juga tidak mudah
berjamur biasanya tellus ini digunakan pada hidrolik.
Gambar 24. Panel Mesin Hobbing
Gambar 25. Stopper
36
E. Hasil Kerja Mesin Hobbing
Gambar 26. Hasil Roda Gigi pada PKLI
F. Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI
37
Gambar 27. Foto-Foto Dokumentasi Selama PKLI
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Praktek Kerja Lapangan Industri merupakan pelajaran nyata dan pekerjaan
langsung di tempat. Tujuan Praktek Lapangan selain syarat mahasiswa mengikuti
matakuliah juga menerapkan ilmu pengetahuan, mendapatkan ilmu serta memahami proses
industri secara langsung. Namun juga dapat mempererat kerjasama antara kampus dengan
pihak perusahaan tempat PKLI.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 tersebut sekarang ini telah memiliki
mesin yang cukup lengkap dalam pabrikasi pembuatan sperpart. Peningkatan konsumen
serta menjaga kualitas hasil pekerjaan merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Pengendalian mutu yang baik sehingga memiliki banyak konsumen yang percaya terhadap
pekerjaan dari perusahaan.
Kegiatan selama PKLI di Perusahaan membantu pekerjaan dari mengecat,
membubut, serta membuat roda gigi dengan mesin hobbing. Oleh sebab itu menambah
ilmu dalam proses produksi dari cara awal sampai pada finising pengerjaan benda kerja.
Pelaksanaan pembuatan roda gigi dengan mesin hobbing sangat efektif dan efisien, sebab
dalam sekali pekerjaan bisa dilakukan pekerjaan 2-4 roda gigi, namun tergantung dari pada
tebal bahan. Untuk itu laporan ini mengangkat proses pengerjaan roda gigi dengan mesin
hobbing.
Saran bagi CV. Karya Mulya Utama ialah pertama penambahan mesin skrap, kedua
pengadaan ventilasi atau pendingin ruangan, yang ketiga banyak karyawan dengan
memakai kedaran bermotor maka dari itu pembuatan atap sebagai pelindung dari hujan dan
panas di tempat parkir.
PROSES PEMBUATAN RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA
Diajukan Untuk Dapat Mengikuti Seminar PKLI
Oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKLI
Laporan ini diajukan oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
Jurusan Teknik Mesin, Jenjang D3
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Telah Diperiksa dan Disetujui
Untuk Mengikuti Seminar PKLI
Medan, Maret 2011
Dosen Pembimbing
Ir. Erma Yulia, MT
NIP. 196806111997022001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI
PROSES PEMBUATAN RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
DI CV. KARYA MULYA UTAMA
Disusun oleh :
SEHONO
NIM. 508222026
Medan, Maret 2011
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing PKLI
Ir. Sulardi Ir. Erma Yulia, MT.
NIP. 196806111997022001
Ketua Jurusan
Drs. Hidir Efendi, M.Pd
NIP. 196101251987031001
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulliah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia
yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaiakan program Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Medan yaitu PKLI beserta penyusunan Laporan.
Laporan PKLI ini disusun sebagai salah satu pertanggung jawaban atas pelaksanaan
PKLI yang bertempat di CV. MULTI KARYA UTAMA, Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15
Medan yang merupakan tugas matakuliah Praktek Kerja Lapangan Industri bagi mahasiswa pada
semester VI pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan. Penyelenggaraan PKLI
dilaksanakan pada bulan Januari – Pebruari tahun 2011. Pemabahasan laporan ini mencakup
tentang gambaran umum dalam pelaksanaan PKLI, gambaran umum perusahaan, lay out
perusahaan, teknik pengerjaan benda, proses pengerjaan roda gigi pada mesin hobbing.
Di dalam penulisan laporan PKLI ini, penulis banyak mendapatkan dukungan serta
bimbingan dari semua pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I di Fakultas
Teknik UNIMED.
2. Bapak Drs.Hidir Efendi,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
3. Bapak Drs.Pudin Saragih, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Drs.Selamat Riadi, selaku Kepala Lab Teknik Mesin UNIMED.
5. Bapak Drs.Eka Daryanto,MT, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin D3 UNIMED.
6. Bapak Adi Santoso sebagai Direktur CV.Karya Mulya Utama
7. Bapak Ir. Sulardi, selaku Mandor di CV. Karya MulyaUtama beserta seluruh Karyawan.
8. Bapak Suriadi, selaku Teknisi serta pemberi arahan pada penulis.
9. Ayahanda Hadimulyono dan Ibunda Sariyem selaku Orang Tua dari penulis, dan Bapak
Tukidi beserta Ibu Sarinem yang telah benyak mendukung di dalam perkuliahan baik
berupa doa, semangat dan juga materi.
10. Teman – teman yang juga selalu memberikan panduan, arahan dan doa.
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKLI ini masih terdapat
kekurangan dalam penulisan, baik itu dari segi isi materi maupun tata letak bahasa yang
dipergunakan yang merupakan keterbatasan penulis. Dengan demikian penulis meminta
maaf, demi kelengkapan dan kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) dapat bermanfaat bagi penulis
dan juga para pembaca.
Medan, Maret 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Tujuan dan Manfaat PKLI……………………………………………... 2
C. Materi Praktek Kerja Lapangan Indutri ………………………………... 3
D. Dasar Pelaksanaan .…………………………………………………….. 4
E. Waktu dan Tempat …………………………………………………….. 4
F. Pelaksana ……………………………………………………………… 4
BAB II SEJARAH UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan …………………………………………………….. 5
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………………….. 6
C. Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan ……………………….. 7
D. Teknik Penanganan Job ……………………………………………….. 7
E. Pengendalian Mutu Perusahaan ……………………………………….. 8
F. Metode Pemasaran …………………………………………………….. 8
G. Layout Perusahaan …………………………………………………….. 9
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A. Pengertian Roda Gigi ………………………………………………….. 12
B. Klasifikasi Roda Gigi ………………………………………………….. 12
C. Profil Roda Gigi ……………………………………………………….. 15
D. Nama-Nama Bagian Roda Gigi ………………………………………… 16
E. Rumus dalam Membuat Roda Gigi …………………………………….. 17
F. Mesin Hobbing …………………………………………………………. 18
iv
BAB IV LANGKAH MENBUAT RODA GIGI LURUS dengan MESIN HOBBING
A. Pembentukan Awal …………………………………………………… 29
B. Pengerjaan Bahan Roda Gigi …………………………………………. 30
C. Perhitungan Roda Gigi ………………………………………………… 30
D. Langkah Pembuatan Roda Gigi ……………………………………….. 31
E. Hasil Kerja Mesin Hobbing …………………………………………… 36
F. Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI ……………………………………. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan PKLI
Tujuan Pendidikan Nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berbudi pekerti yang luhur, serta berkepribadian yang
baik, mandiri, disiplin, bekerja secara professional, produktif dan yang paling utama
bertanggung jawab kapada masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri memiliki peranan penting dalam upaya
meningkatkan harkat, martabat, dan juga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
mengarah pada peningkatan daya intelektual dan profesionalisme. Dengan demikian salah
satu Universitas di Sumatera Utara yaitu Universitas Negeri Medan (UNIMED), telah
menyiapkan tenaga yang professional khususnya dalam bidang industri dan juga
mempersiapkan diri untuk manusia yang ahli dalam bidangnya sehingga dapat diharapkan
membantu masyarakat untuk masa depan.
Guna memenuhi tuntutan sebagai Perguruan Tinggi Negeri yaitu menciptakan
manusia yang berguna bagi masa depan bangsa, maka Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan (FT UNIMED) melaksanakan suatu program untuk melatih keterampilan
mahasiswa di industri dalam matakuliah Praktek Industri. Untuk melatih keterampilan itu
mahasiswa harus turun langsung dan mengikuti semua aturan yang dibuat oleh perusahaan
tersebut, dimana CV. Karya Mulia Utama merupakan perusahaan yang bekerja dalam
bidang Fabrikasi yang beralamat di Jl. STM GG. Syukur Barat NO. 15 Medan. Dengan
adanya program latihan kepada mahasiswa terhadap perusahaan tersebut, sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang dapat diharapkan dan sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
2
B. Tujuan dan Manfaat PKLI
1) Tujuan umum
a) Sebagai suatu syarat mahasiswa mengikuti matakuliah praktek industri.
b) Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat
dalam perkuliahan ke dunia industri.
c) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia indutri
dengan melakukan observasi langsung ke lapangan industri.
d) Mahasiswa dapat memahami proses industri dengan teori dan praktek yang baik
yang di dapat dalam perkuliahan, serta mampu dalam praktek industri.
2) Tujuan Khusus
a) Ingin mengembangkan ilmu, teori, dan pengalaman yang belum kami dapatkan
di bangku perkuliahan sebagai upaya pengembangan diri sesuai dengan nilai
(value) dan tujuan perusahaan.
b) Berkeinginan menjadi mitra dalam suatu kerjasama yang sesuai dengan disiplin
ilmu yang kami dapatkan dari bangku perkuliahan.
3) Manfaat Program PKLI
a) Manfaat bagi Mahasiswa
(1) Mahasiswa dapat menambah keahlian dan keterampilan dalam bidang
teknologi yang berkembang di dunia industri.
(2) Mahasiswa dapat membandingkan teori yang di dapat dalam perkuliahan
dengan yang di terima pada saat praktik di lapangan.
(3) Mahasiswa dapat memahami proses kerja yang sebenarnya secara langsung
pada dunia industry.
(4) Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian
atau observasi langsung di lapangan.
b) Manfaat untuk Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin UNIMED
(1) Dapat terjalin kerjasama antara Fakultas Teknik Unimed dengan dunia
industri.
(2) Untuk Fakultas Teknik dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan
memadukan pengetahuan dalam kampus dengan di dunia industri.
3
(3) Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri di perusahaan tersebut.
c) Manfaat untuk Perusahaan
(1) Ikut serta dalam mencerdasakan kehidupan bangsa dan dapat
meningkatkan kualitas manusia yang mengarahkan pada peningkatan
intelektual dan prosfesionalisme.
(2) Terjalinnya hubungan baik antara masyarakat perusahaan dengan
masyarakat sekitarnya pada bidang-bidang pendidikan, seperti mahasiswa.
(3) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan dibidang pendidikan.
C. Materi Praktek Kerja Lapangan Industri
Rencana pelaksanaan PKLI ini setidaknya mencakup beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Melakukan orientasi dan sejarah perusahaan
2) Mengenal layout perusahaan dan peralatan
3) Mengenal karakteristik jasa dan manajemen perusahaan
4) Teknik penanganan jobset (alur pelayanan)
5) Teknik analisis kerusakan pada job
6) Teknik pengerjaan benda kerja
7) Teknik penggunaan peralatan Workshop
8) Metode pemasaran
9) Teknik pengendalian mutu perusahaan
10) Evaluasi pelaksanaan dan silabus.
4
D. Dasar Palaksanaan
1) Melaksanakan TRI DARMA Perguruan Tinggi sebagai Mahasiswa Universitas
Negeri Medan ( UNIMED).
2) Program mata kuliah bersyarat yang harus dilaksanakan mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (FT UNIMED).
E. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Industri dilaksanakan pada:
Bulan : Januari s/d Februari 2011
Tempat : CV. Karya Mulia Utama
Jl. STM GG Syukur Barat No. 15 Medan.
F. Pelaksana
Mahasiswa yang melaksanakan PKLI adalah:
No Nama NIM Jurusan Program
1 Sehono 508222026 Teknik Mesin D3
2 Hakimin 508222014 Teknik Mesin D3
5
BAB II
SEJARAH UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan CV. Karya Mulya Utama adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang fabrikasi. Pendiri perusahan ini adalah Bapak Ir. H. Katyo
Sumantri. Jenis pengerjaan yang dilakukan pada dasarnya adalah sesuai
pesanan serta disesuaikan dengan mesin-mesin yang ada.
Awal mula perusahaan ini berdiri pada tahun 1980, dengan hanya satu
mesin frais yang ditempatkan dibelakang rumah (didapur). Dengan usaha dan
kerja keras Bapak Ir.H. Katyo Sumantri dalam mengembangkan usahanya dan
membuat nama usahanya CV. Karya Mulya.
CV. Karya Mulya yang mempunyai motto “Presisi Adalah Ciri Khas
Utama Kami” membuat perusahaan semakin berkembang dan terus menambah
satu persatu mesin produksinya.
Pada tahun 1998 CV. Karya Mulya berganti nama menjadi CV. Karya
Mulya Utama. Perusahaan tersebut mendaftarkan nama perusahaannya ke
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
(DEPPERINDAG RI) dengan bentuk perusahaan perorangan. CV. Karya
Mulya Utama mempunyai Tadan Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dengan
nomor 00021/ 02/ 3/ TDUP/ II/ 1998 atas nama pemilik/ penanggung jawab Ir.
H. Katyo Sumantri yang beralamat di Jln. STM Gg. Syukur Barat No. 15
Medan.
Disamping itu CV. Karya Mulya Utama pernah berkali-kali memperoleh 3
(tiga) piagam penghargaan dan 7 (tujuh) sertifikat dari beberapa perusahaan
atas kerja sama yang baik dengan memenuhi produk sesuai standart yang
dipesan oleh perusahaan tersebut. Salah satu diantaranya yakni piagam
penghargaan dari PT. Caltex Pasific Indonesia dalam pembuatan Suffing Box
pada tahun 2000.
6
B. Struktur Organisasi Perusahaan
STRUKTUR ORGANISASI
CV. KARYA MULIA UTAMA
Keterangan :
: Hubungan Langsung
: Koordinasi
Hj. Syamsinar
Komisaris
Karyawan
Ir. Sulardi
Forman/Mandor Workshop
Vera Lestari
Kabag. Tata Usaha
R.M. Eko Prastyo, ST
Supervisor Pemasaran
Rini Wulandari, ST
Kabag. Umum dan Perlengkapan
Hanna Yurina Wati, SE
Kabag, Keuangan
Ali Tagor
Teknik/Lapangan
1. Awalluddin
2. Faisal
3. Hasrul
4. Hendra
5. Junedi
6. Misno
7. M. Agus
8. Ratimin
9. Sunardi
10. Sugiharto
11. Sangkot
12. Dayat
13. Zuhairi
14. Wardani
15. Juliadi
16. Sopian
17. Riadi
18. Mas. Herianto
19. Garda
Rahmad Adi Santosa
Direktur
7
C. Karakteristik Jasa dan Manajemen Perusahaan
1) Proposal Bisnis
CV. Karya Mulya Utama memberikan jasa kepada setiap pelanggan
yang datang untuk dibuatkan sesuai dengan permintaan daripada
pelanggan. Dalam hal ini tidak memerlukan atau tidak menggunakan
system proposal melainkan pelanggan sendiri datang ke prusahaan
dengan membawa jenis barang yang akan dikerjakan dengan
menunjukkan gambar. Dan selanjutnya pihak perusahaan akan
mengajukan penawaran harga baik secara langsung maupun dengan
selembar surat kepada pelanggan.
2) Penambahan Dana
CV. Karya Mulya Utama dalam usahanya juga mendapatkan
penambahan dana yaitu dari Bank BRI berbentuk Dana Bergulir serta
pinjaman kredit yang berasal dari Bank BNI’46 Belawan
3) Negosiasi
Sistem negosiasi yang berjalan di CV. Karya Mulya Utama tersebut
tidak jauh berbeda dengan perusahaan-perusahaan lain, adapun
negosiasi yang disetujui bersama, apabila selisih penawaran harga yang
diajukan oleh CV. Karya Mulya Utama dengan Perusahaan yang
bersangkutan masih dalam batas yang sesuai atau wajar.
D. Teknik Penaganan Job
Dalam perusahaan CV. Karya Mulya Utama ada teknik permesinan, teknik
pengemasan (packing):
1) Teknik Permesinan dan Pengerjaan lanjut (finishing)
Semua teknik permesinan dan finishing dilaksanakan di Workshop
CV. Karya Mulya Utama. Dari bentuk material ataupun juga sudah
mengalami proses permesinan sampai menjadi bentuk barang jadi sesuai
yang diingikan oleh pelanggan. Biasanya dalam proses akhir (finishing)
yang dilakukan di CV. Karya Mulya Utama ialah pengerindingan,
penyepuhan, dan pengecatan namun untuk proses pengkrooman dilakukan
di luar perusahaan.
8
2) Teknik Pengemasan (packing)
Teknik pengemasan yang dilakukan di CV. Karya Mulya Utama
dilakukan apabila barang yang di pesan selesai dikerjakan. Pengemasan
dikerjakan apabila akan dikirim oleh perusahaan kepada pelanggan dengan
menggunakan kotak atau kardus biasanya pengiriman ditujukan ke luar kota
misalnya Pekan Baru, Siantar, dan Kuala Tanjung.
3) Menentukan Harga Produksi
Harga hasil produksi akan diberikan kepada pelanggan berdasarkan:
a) Besar kecilnya diameter benda kerja.
b) Modul benda kerja.
c) Bahan apa yang akan digunakan.
d) Kesulitan dalam pengerjaan.
e) Lamanya benda kerja dikerjakan.
E. Pengendalian Mutu Perusahaan
Untuk menjaga mutu dan juga kualitas barang, CV. Karya Mulya Utama
selalu memperhatikan tingkat toleransi ukuran seperti yang diharapkan oleh
pelanggan serta juga memperhatikan material yang dipakai sehingga sesuai
dengan fungsi benda itu. Dimana slogan/motto perusahaan “Presisi Adalah Ciri
Khas Utama Kami”.
F. Metode Pemasaran
1) Sasaran / Objek Pemasaran
Segmen pasar yang dilakukan oleh CV. Karya Mulya Utama adalah
Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar. Dimana perusahaan kecil tersebut
merupakan pelanggan-pelanggan harian yang membuat barang produksi
dalam jumlah kecil, sedangkan untuk perusahaan besar seperti PT.
Indonesia Asahan Aluminium, PT. Kimsari Paper Indonesia, PT. Bina
Pemuda, CV. Sispra Jaya Logam dan lain-lain yang memesan barang
produksi dalam jumlah yang cukup banyak.
2) Teknik Promosi
CV. Karya Mulya Utama tidak melakukan promosi kepada para
pelanggan namun pelanggan yang melakukan promosi kepada pelanggan
9
lainnya melalui mulut ke mulut yang akan membuat barang, karena mereka
tahu kualitas barang yang pernah dibuat oleh CV. Karya Mulya Utama
G. Layout Perusahaan
CV. Karya Mulya Utama adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengerjaan permesinan. Perusahaan ini mengerjakan komponen-komponen mesin
yang mendapat kerusakan, setiap orderan diterima dengan pertimbangan bahwa
pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin yang ada di
CV. Karya Mulya Utama.
Adapun mesin produksi yang dimiliki dan dipergunakan oleh CV. Karya Mulya
Utama adalah sebagai berikut :
1) Hand Saw Machine 12. Hobbing Machine
2) Slothing Machine 13. Drilling and Milling Machine
3) Universal Milling Machine 14. Drilling and Milling machine
4) Universal Milling Machine 15. Radial Drilling Machine
5) Universal Milling Machine 16. Lathe Machine
6) Universal Milling Machine 17. Lathe Machine
7) Shoper Machine 18. Silindrical Grinding Machine
8) Lathe Machine 19. Houl Grinding Machine
9) Lathe Machine 20. grinding machine
10) Lathe Machine
11) Tool Catter Machine
10
P
16
1
2
3
23 22 10 11
12
4
13 14
5 6 7 8
9
20 19 18 17
15
21
R1
R2
R3
R5
R4
G
R6
R7
R8
R9
11
Keterangan gambar :
Ruangan Mesin
R1 = Perlengkapan
R2 = Ganti Pakaian1
R3 = Pelumas/oli
R4 = Ganti pakaian 2
R5 = Kamar mandi
R6 = Pembentukan 1
F7 = Pembentukan 2/ pengecatan
R8 = Kantor administrasi
R9 = Kantor Direktur
P = Tempat parkir
G = Tempat Genset
1. Gerinda
2. Gerinda
3. Grinding penampang
4. Frais
5. Hobbing
6. Frais
7. Bor duduk
8. Bor duduk
9. Bor
10. Bubut
11. Bubut
12. Bubut
13. Bubut
14. Bubut
15. Las
16. Skrap
17. Frais + Slotting
18. Frais
19. Slotting
20. Gergaji
21. Jek
22. Grinding silinder luar
23. Grinding Silinder dalam
12
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A. Pengertian Roda Gigi
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai
fungsi mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan putaran
kecepatan. Umumnya roda gigi berbentuk silindris, di mana bagian tepi terdapat bentukan -
bentukan yang menyerupai (mirip) gigi ( bergerigi ).
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggunggan
pada kelilingnya salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar. Alat yang
menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek.
Untuk ini kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan
gaya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Roda gigi semacam ini
disebut roda gigi baik yang berbentuk silinder ataupun kerucut.
Namun untuk menghasilkan daya yang besar dan putaran yang tepat, kedua roda
gesek ini harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilkukan oleh
gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda gigi semacam ini, yang dapat berbentuk
silinder atau kerucut disebut roda gigi.[1]
B. Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan dalam sebuah Tabel 1, menurut letak poros, arah
putaran, dan bentuk jalur gigi. Roda-roda gigi terpenting yang disebutkan pada tabel 1,
dapat dilihat pada Gambar 1.[1]
Roda gigi lurus, yaitu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak saling sejajar.
Roda gigi ini bersifat tetap yang mana dalam artinya tidak dapat dilepas pada saat
mesin dalam keadaan berputar. Dapat dilihat pada Gambar 2.
13
No. Letak Poros Roda Gigi Keterangan
1.
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus (a)
Roda gigi miring (b)
Roda gigi miring ganda (c)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk alur
gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan
pinyon (d)
Batang gigi dan pinyon (e)
Arah putaran
berlawanan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan
berputar
2.
Roda gigi dengan
poros
berpotongan
Roda gigi kerucut lurus (f)
Roda gigi kerucut spiral
(g)
Roda gigi kerucut Zerol
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
ganda
Roda gigi permukaan
dengan poros berpotongan
(h)
(Klasifikasi atas
dasar bentuk jalur
gigi)
3.
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang (i)
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan
berputar
Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi cacing
silindris(j)
Roda gigi cacing selubung
ganda (globoid) (k)
Roda gigi cacing samping
Tabel 1. Klasifikasi Roda Gigi
Gambar 2. Roda Gigi Lurus (spur gear)
14
Gambar 1. Macam-macam roda gigi
Roda gigi miring yaitu elemen mesin yang mempunyai jalur gigi yang membentuk
ulir pda siloinder jarak bagi, berfungsi sebagai penghubung antara roda gigi yang
digerakkan dengan roda gigi penggerak dengan putaran dan daya yang sama serta dapat
dilepaskan dari kedua.
Roda gigi ini meneruskan putaran dengan perbandingan reduksi yang besar. Tetapi
untuk beban yang besar roda gigi cacing dapat dipergunakan dengan perbandingan sudut
kontak yang lebih besar. Roda gigi ini meliputi roda gigi cacing slindris, selubung ganda
(globoid), roda gigi cacing samping.
Merupakan roda gigi yang paling sering dipaka tetapi roda gigi ini sangat berisik
dengan perbandingan kontak yang kecil, macam-macam roda gigi ini meliputi roda gigi
kerucut lurus, spiral, miring, Zerol. Dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Roda Gigi Miring (Helical Gear)
15
Roda gigi payung (Bevel Gear) adalah roda gigi yang berbentuk tirus dan payung.
Pada pemasangannya dia tegak lurus dengan sumbu poros pasangannya (Inter Section
Axes) dalam memindahkan tenaga.
Roda gigi lurus pada batang (Rack Gear) yakni pada suatu batang yang empat
persegi dan lurus diberi gigi lurus. Biasanya gigi ini dihubungkan dengan roda gigi lurus.
Digunakan untuk memindahkan bobot dalam gerak bolak-balik lurus.
Roda gigi cacing adalah suatu roda gigi helical dan dikontakkan pada sudut helical
dari gigi pada poros cacing. Roda gigi cacing dapat memperkecil putaran dan mampu
memindahkan gaya besar.
C. Profil Roda Gigi
1 Profil gigi sikloida ( Cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida. Jenis gigi
ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar
dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian,
diantaranya pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat
digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal.[2]
2 Profil gigi evolvente
Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis
gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan
maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis
profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi
3 Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang
besar dan khusus. Oleh sebab itu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Profil Roda Gigi Khusus
16
D. Nama-Nama Bagian Roda Gigi
Nama-nama bagian utama roda gigi dapat dilihat dalam Gambar 5.
Gambar 5. Nomenklatur Roda Gigi
Lingkaran Puncak (pitch circle) dari sepasang roda gigi yang berpasangan adalah
saling bersinggungan satu terhadap yang lain.
Pinyon adalah roda gigi yang terkecil diantara dua roda gigi yang berpasangan.
Untuk lebih besar sering disebut Roda Gigi (Gear).
Jarak Lengkung Puncak (circular pitch), p adalah jarak yang diukur pada lingkaran
puncak, dari satu titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang berkaitan pada gigi di
sebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak adalah sama dengan jumlah tebal gigi (tooth-
thickness) dan lebar antara (width of space).
Modul (module), m adalah perbandingan antara diameter puncak dengan jumlah
gigi. Modul adalah indeks dari ukuran gigi pada standar SI.
Puncak diametral (diametral pitch), P adalah perbandingan antara jumlah gigi pada
roda gigi dengan diameter puncak. Atau kebalikan dari module. Puncak diametral
dinyatakan dalam jumlah gigi per inci (dalam satuan Inggris).
Addendum a adalah jarak radial antara bidang atas (top land) dengan lingkaran
puncak. Dedendum b adalah jarak radial dari bidang bawah (bottom land) ke lingkaran
puncak. Tinggi keseluruhan (whole depth) h t adalah jumlah addendum dan dedendum.
Lingkaran kebebasan (clearance circle) adalah lingkaran yang yang bersinggungan
dengan lingkaran addendum dari pasangan roda gigi tersebut. Kebebasan (clearance), c
adalah an-punggung (bock-lash) adalah besaran yang diberikan oleh lebar antara dari satu
roda gigi kepada tebal gigi dari roda gigi pasangannya diukur pada lingkaran puncak.[1]
17
E. Rumus Dalam Membuat Roda Gigi Lurus
1. Jarak Bagi
Jarak bagi adalah jarak dari garis sumbu gigi sampai ke garis sumbu gigi dalam bentuk
busur pada diameter lingkaran jarak bagi. Nilai P dapat dihitung dari keliling lingkaran
jarak bagi dan untuk penjelasan pada Gambar 6: [3]
ܷ ൌ . ݖ
ܷ ൌ ݀. ߨ
. ݖ ൌ ݀. ߨ
՜ ൌ
݀. ߨ
ݖ
Catatan: Jarak bagi adalah kelipatan dari ߨ
Gambar 6. Jarak Bagi (P)
2. Modul
Dari hubungan ݀. ߨ ൌ . ݖ rasio d/z dapat diucapkan dengan p/ߨ
݀
ݖ
ൌ
݀
ߨ
ൌ ݉
Nilai “modul” dapat digunakan untuk rasio-rasio yang ekuivalen. Modul tersebut
diukur dalam satuan (mm), untuk penjelasan pada Gambar 7.
Catatan : modul adalah satuan standar, yang tujuannya ialah memungkinkan
perhitungan dengan angka-angka bulat.[3]
Keterangan:
d = diameter lingkaran jarak bagi
p = jarak bagi
m = modul
Gambar 7. Modul Roda Gigi
18
Dt = z . m
Dl = m (z + m)
Dd = m (z - 2,5)
hz = 2,25 . m (Hobbing)
= 2,166 . m ( Frais)
Keterangan:
D= diameter lubang
Dt= diameter tusuk
Dl= diameter luar/kepala
Dd= diameter dalam
hz = tinggi gigi
Rumus Ruda Gigi Lurus
Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]
F. Mesin Hobbing
1. APLIKASI DAN SPESIFIKASI
Mesin hobbing ini mampu membuat roda gigi, roda gigi lurus dan roda gigi cacing
yang cocok untuk bagian tunggal atau produksi massal. Jika pengguna memiliki beberapa
mesin seperti pada Gambar 9, maka kita perlu untuk memperbaiki beberapa untuk
menyelesaikan salah satunya dengan cara mempergunakannya agar tetap bekerja presisi.[5]
Dengan kekakuan yang cukup, mesin ini ketika roda gigi hobbing dapat memotong
dengan kedalaman gigi yang diinginkan oleh satu atau lebih bagian. Untuk sejumlah
pemotongan, kecepatan potong harus diubah untuk masing-masing dipotong. Ketika
kecepatan potong, laju pemakanan dan kedalaman pemotongan adalah dapat dipilih dan
pekerjaan hanya menset-up, mesin ini gigi ke-7 Kelas akurasi IB179-83.
Mesin ini dilengkapi dengan penyesuaian perangkat hidrolik untuk mengimbangi
perlawanan cut slide kompor disediakan, dapat memotong memanjat untuk meshing roda
gigi dengan cara meningkatkan produktivitas digunakan.
Melintasi dibayar untuk slide kompor dan berhenti otomatis setelah hobbing ini
disediakan sehingga mesin mudah digunakan dan operator dapat menghadiri beberapa
mesin.
19
Gambar 9. Mesin Hobbing
2. MENSETTING MESIN
a. Menyiapkan pekerjaan
Akurasi dalam mendirikan kerja (gigi kosong) merupakan prasyarat untuk hobbing.
Oleh karena itu, pekerjaan harus benar-benar dijepit dan konsentris dengan bangku selama
pekerjaan . Jika pekerjaan yang dijepit di dudukan, seharusnya tidak mudah pecah. Hal ini
juga diperlukan untuk memeriksa pekerjaan pada rotasi (yaitu karya berputar di kedua arah
radial dan aksial) bergerak dengan indikator dial pada kompor, sehingga dapat menjaga
keakuratan pekerjaan hobbed tetap.[5]
b. Setting Hob
Akurasi di pisau merupakan fasilitas pemakanan sebagai peran penting untuk mesin
hobbing. Bentuk dan kotoran pada pisau dan berakhir pada jarak kerah bukanlah penyebab
ini defleksi penunjung kompor, ketika kacang diperketat diperbolehkan.
Bersihkan pisau keteduhan akhir dan meruncing lubang poros pisau harus dipenuhi.
Mandrel pisau harus terpasang ke kumparan dengan mengencangkan menarik di Holt
didukung oleh ujung lain dengan sebuah bantalan bergerak untuk menjamin kelancaran
operasi. Klip kamp ini harus terpasang erat.
Kepala pisau harus miring pada sudut saat ini. Ini adalah sudut antara sumbu oven
dan posisi horisontal. Diaman harus sama dengan sudut kemiringan pisau untuk memacu
roda gigi. Nilai sudut kemiringan pisau biasanya ditandai di atas pisau tersebut. Himpunan
sudut, poros pertama kepala pisau dengan pengelolaan promosi di atas pisau dan kemudian
dorong dengan bimbingan promosi pada skala sorong di atas pisau. Setiap divisi di sorong
mewakili 6 menit.
20
Hal ini mengingat bahwa ketika sudut kemiringan pekerjaan dan sudut sayap dari
pisau dari tangan yang sama, sudut kemiringan kepala pisau harus sama dengan selisih
antara sudut. Sebaliknya, jika sudut kemiringan pekerjaan dan sudut sayap dari tangan
yang berbeda dengan pisau, harus sudut putar kepala pisau sama dengan jumlah sudut
tersebut. Oleh karena itu, dalam kasus sudut kemiringan kerja sama dengan sudut
kemiringan pada pisau hobbing, dan kedua sudut adalah dari tangan yang sama, sudut
putar kepala, sudut nol yang apabila kepala pisau ditempatkan dalam posisi horisontal.
Untuk roda gigi, disarankan untuk membawa pisau, sudut sisi dari tangan yang
sama dengan sudut kemiringan kerja, sehingga arah rotasi pisau akan bekerja melawan
rotasi. Itu tindakan pencegahan dalam menanggapi pengindeksan cacing dan roda cacing,
orang lain seperti yang ada akan dihilangkan dan dengan demikian memperoleh akurasi
yang lebih tinggi dari pekerjaan pengolahan
c. Pemilihan kecepatan potong
Tabel 2, memotong kecepatan untuk kompor baja pegas coil kecepatan tinggi.
Bahan Kerja
Kecepatan potong m/min
Menggosok Pengolahan
Besi cor 16-20 20-50
Baja kekuatan tarik
600 / cm N 2
25-28 30-35
Baja dalam kekuatan
tarik lebih dari 600 /
cm N 2
20-25 25-30
Krom-nikel baja 20-25 25-30
Perunggu 25-50
Plastik 25-40
Tabel 2. Kecepatan potong dalam m/min
21
Tabel 2, di atas dipotong untuk metode konvensional. Metode Naik pemotongan
memungkinkan kecepatan rata-rata 20-25% di KOMPARASI ditingkatkan menggunakan
pemotongan tradisional. Secara umum, kecepatan rata-rata lebih kecil dan lebih besar feed
yang diterima untuk menjalankannya. Sebaliknya, kecepatan potong yang semakin tinggi
dan pakan kecil untuk peralatan. Untuk modul-modul yang lebih besar atau lebih banyak
gigi, dan ketika akurasi tinggi diperlukan, dua bagian gigi roda gigi yang dianjurkan. [5]
Dengan menggunakan pisau multi-threaded, waktu kerja akan disimpan bila
dibandingkan dengan pisau benang tunggal, adalah untuk pemakanan yang sama dan
kecepatan potong. Keakuratan transmisi akan hobbed tidak begitu baik.
Ordinat menunjukkan kecepatan potong, sedangkan absis menunjukan diameter
pisau. Menurut kecepatan potong dipilih dan diameter area pengerjaan menggambar garis
horizontal di sebelah kanan sumbu y dan garis vertikal ke atas dari absis yang akan
dipotong pada satu titik. Kemudian pilih salah satu jalur lereng menunjukkan kecepatan
dari kompor, yang paling dekat dengan persimpangan. dipilih oleh garis miring, roda gigi
sesuai kecepatan perubahan yang ditemukan di ujung atas dari garis miring.
Untuk integrasi RH memacu sudut pitch besar adalah pisau) mengharuskan kepala
ke sisi lain, putar sehingga drive A pada shift gear pada poros lain (lebih rendah) . Dalam
kondisi normal, wheel drive terpasang sebuah paduan pada poros ke kanan.
Untuk menghindari parameter memakai gear cacing pengindeksan dan roda cacing
untuk hobbed hubungan antara kecepatan rata-rata dan jumlah gigi roda gigi dengan
kecepatan geser yang diijinkan dari roda gigi cacing pengindeksan yang tidak boleh
melebihi 2 m / detik diatur, sehingga kecepatan meja kerja tidak lebih dari 7,5 U / min
dapat dibatasi. [5]
Kecepatan praktis dari meja kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
min / 5.7
.
1
r
z
K n
n h ≤ = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 20)
Dimana, n = kecepatan meja kerja
n = kecepatan kompor
K = jumlah benang HOB
Z = jumlah gigi roda gigi hobbed
Contoh, D = 60, K = 1, Z = 26
Dimana, D = diameter kompor
22
Jika mengambil kecepatan rata-rata untuk metode potong konvensional min v =
29,5 m/min. Kecepatan memasak adalah 165 rpm
Setelah rumus di atas, kecepatan meja kerja praktis, [5]
) min( / 5.7 min / 35 .6
26
1. 165 .
1
permitted r r
Z
K n
n h < = = =
d. Pemilihan gigi pengindeksan perubahan dan kontra gigi e & f,
Menurut hubungan antara jumlah benang kawanan dan jumlah gigi alat yang Anda
pilih untuk indeks gigi nongol perubahan jumlah gigi, sehingga e / f = 1 / 1 Rumus untuk
pemilihan program adalah f:
Z
K
d
c
b
a 24
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Jika Gears Hobbing gigi nomor Z> 161, menggunakan e gear counter & f, salah
satu dari 24 gigi dan yang lainnya dari 48 gigi, i, e. e / f = ½. Rumus untuk pemilihan gigi
persneling adalah:
Z
K
d
c
b
a 48
. = …..(Manual operasi untuk hobbing.Hal 21)
Dimana, K = jumlah benang HOB
Z = jumlah gigi roda gigi hobbed
Grafik pada Gambar 10, untuk memilih gigi mengubah indeks disediakan. Angka-
angka diberikan dalam angka-angka dalam kaitannya dengan posisi roda gigi perubahan.
Kartu itu harus dipertahankan atas dasar pisau thread tunggal. Jika beberapa thread (K)
pisaur yang digunakan, grafik di atas baja dapat digunakan, tetapi mengingat jumlah gigi
roda gigi dalam grafik hanya i / k adalah jumlah aktual gigi dari gigi dipotong. Jika jumlah
gigi roda gigi hobbed 120 dan dual-benang kompor diasumsikan sama grafis, tapi memilih
gigi -gigi pengindeksan 60.
Perhatikan bahwa gerakan diferensial pada umumnya, bukan untuk gigi roda gigi
spur, dimana pinus-coupler (Lampiran M1), yang disediakan dengan cara kunci dalam
lubang yang diperlukan harus didasarkan pada gelombang diferensial (gelombang IV)
dimuat.
23
Gambar 10. Pemilihan gigi pengganti
e. Pemakanan Vertikal Pemilihan Gears Perubahan
Pemakanan vertikal dipilih berdasarkan akurasi yang diinginkan dan menyelesaikan
permukaan roda gigi yang akan dipotong. Pemakanan vertikal dipilih tergantung pada
keakuratan yang diinginkan dan kualitas permukaan roda gigi yang akan dipotong,
pemakanan yang lebih besar untuk hidup seadanya dan finishing pemakanan yang lebih
kecil. Terlalu kecil untuk memakan, tetapi dikenakan slip pada pisau, menyebabkan panas.
Kecapatan pada mesin hobbing modul gigi menengah tidak boleh Tess dari 0,5 mm.
Untuk gigi roda gigi heliks dari sudut kemiringan 30 dari pemakanan harus 80%
dari gigi memacu dan untuk lebih dari 400, 60%.[5]
Gigi perubahan dapat dihitung dengan rumus berikut:
…..(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Dimana, SB = Feed Vertikal
Bagan (Gbr. 11) untuk pemilihan gigi pakan perubahan, perubahan posisi roda
disediakan, yang ditunjukkan pada gambar, grafik (Gambar 10) membantu untuk
menentukan apakah atau tidak untuk gigi longgar harus adopth.
b= 1
24
Gambar 11. Pemilihan kecepatan pada gear
f. Seleksi perubahan gigi diferensial
Sebagai gerakan diferensial untuk intermeshing roda gigi, rahang-coupler (M2
attachmet) diperlukan dengan lubang yang lebih besar kepada poros gigi diferensial
(gelombang IV) mount digunakan dengan poros perunggu antara IV dan lengan coupler.
Dari transmisi diferensial dihitung dapat disesuaikan sesuai dengan Gambar 12.
Perhatikan bahwa perubahan indeks pada gigi roda gigi roda gigi heliks ketika rasio
roda gigi e & f, 1.1, dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Z
K
d
c
b
a 48
. = ……(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Jika nomor itu hobbed gigi roda gigi bahkan nomor, bisa berubah roda baja dari
grafik (Gbr. 10) yang dipilih dalam buku ini, tetapi nilai Z hanya itu transisi hobbed, yakni
ketika jumlah gigi roda gigi adalah hobbed 100, perubahan gigi harus dipilih sesuai dengan
jumlah gigi 50 di grafik.
Roda gigi diferensial dipilih hobbed ke modul normal, dan sudut pitch heliks dan
dihitung sebagai berikut:
K M
Sin
d
c
b
a
H
.
. 355615 .8
.
2
2
2
2β
= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 22)
Dimana, F = Normal modul
K = jumlah kompor benang
β= sudut memimpin Hobbed gigi
Contoh, jumlah gigi Z = 100 M 3 =
H R. 30 =
β
K = 1 .. R.H.
25
392601 .1
1 3
. 3556 .8
.
. 355615 .8
.
.
2 2
2 2 = = =
x
Sin
K M
Sin
d b
c a
H
β β
Perubahan diferensial Sun roda gigi untuk nilai yang dihitung di atas dipilih sebagai
berikut,
392633 .1
67 62
89 65
000009 .0 392601 .1 392592 .1
392592 .1
60 45
80 47
67 62
89 65
60 45
80 47
=
− = − =
=
x
x
Error
x
x
x
x
or
x
x
Error = 1.392633 - 1.392601 = 0.000032
Kesalahan tersebut dapat diterima untuk meshing roda gigi dengan ketepatan
umum.
Gambar 12. Perubahan gigi diferensial
g. Pengerjaan roda gigi dengan nomor bilangan prima
Tak terpisahkan bilangan prima, yang terlepas dari satu atau dirinya Pengindeksan
dapat mengubah gigi, dipilih melalui 20-100 untuk gigi-gigi. Untuk gigi dari bilangan
prima di atas 100, seperti 101, 103, 107, 113, 127, dll, seleksi tidak akan dilakukan dengan
rumus:
Z
K
d
c
b
a
or
Z
K
d
c
b
a 48
.
24
. = = …(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)
26
Karena gigi indeks perubahan harus jumlah gigi 101 103, 107, 113, 127, dll Dalam
setiap kasus, tetapi program ini tidak tersedia. Untuk meshing roda gigi dengan gigi utama
gerakan tambahan jika perlu dengan cara perubahan roda gigi diferensial. Prinsip dari
metode ini adalah sebagai berikut (hobbing mesin konvensional misalnya).
Gigi Indeks Perubahan tidak sampai untuk gigi Z, namun untuk gigi Z Z Δ + , di
mana nilai sewenang-wenang kecil yang dipilih, dan kemudian untuk mengimbangi
dampak dari nilai ini sewenang-wenang, gerakan tambahan yang diperlukan oleh
pembentukan gigi perubahan diferensial. Jika ZΔ , seperti yang ditambah diambil, arah
aplikasi tambahan dari perubahan diferensial roda gigi untuk impor sama dengan yang
untuk rotasi, jika ZΔ diambil sebagai negatif, arah rotasi dari gerakan tambahan adalah
bahwa, dibandingkan dengan rotasi kepala, ini dicapai melalui pembentukan dan gigi
pemalas di roda gigi diferensial. Dengan pembentukan gigi pengindeksan dan perubahan
atas perubahan diferensial gigi untuk Z Z Δ + mengkompensasi ZΔ nilai sewenang-wenang
dari jumlah yang diperlukan gigi sebagai akibat dari alat tersebut dapat dicapai.
Nilai yang harus ditemukan dari ZΔ sana, kemudian mengalami kurang aktual,
untuk mengetahui roda gigi dengan cepat.
Rumus untuk pemilihan gigi perubahan adalah sebagai berikut;
a. perubahan Pengindeksan a. gigi (mengambil e, f = 1.1 = 36, 36)
Z Z
K
d b
c a
±
=
. 48
.
.
b. Feed perubahan gigi,
Sb
b
a
=
1
1
c. Diferensial gear perubahan,
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
Sb K
Z
d b
c a Δ ±
= ….(Manual Operasi untuk Hobbing.Hal 23)
Contoh : Jumlah gigi dari gigi hobbed Z = 127, benang kompor tunggal K 1 =, Ambil
Sb = 1 dan 7 /1= ΔZ
27
a. Pengindeksan mengubah gigi a.,
50 89
35 48
10 89
7 48
890
7 48
7 /1 27
1 48 . 48
.
.
x
x
x
x
x x
Z Z
K
d b
c a
= =
=
+ +
=
b. Feed gear peralihan
55
55
1
1 = = Sb
b
a
c. Diferensial gear perubahan,
30 40
60 75
55 4 7
55 105
4
105
.
55 / 55 1
7 /1
4
105
.
. .
.
2 2
2 2
x
x
x x
x
x Sb K
Z
d b
c a
−
=
−
=
−
=
Δ −
=
Tanda minus di sini berarti bahwa gigi longgar harus dibentuk dalam gigi
diferensial oleh hobbing naik gigi dengan metode pemotongan, tetapi tidak diperlukan
untuk meshing roda gigi pada metode konvensional.[5]
h. Pengerjaan dengan Roda gigi cacing
Cacing ini hobbed pada mesin ini dengan metode umpan horizontal radial. Feed
radial horizontal adalah dengan gerakan dari meja kerja, yang dioperasikan dengan
memutar 3 persegi di bagian belakang. Berulir sekrup memimpin dengan pitch 5 mm di
ujungnya dilengkapi dengan dial yang menyediakan setiap kelulusan feed tabel 0.025 mm.
Jika terlalu tinggi akurasi dari gigi hobbed diperlukan, menghentikan meja ketika jarak
terakhir antara sumbu dari kompor dan roda cacing dicapai, harus dikendalikan oleh meter
khusus. Metode lainnya untuk pembentukan roda gigi cacing adalah sama seperti untuk
gigi pacu.
i. Sarana kedalaman pemotongan,
Jumlah bagian dan kedalaman potong adalah untuk modul, materi, sudut
kemiringan dan menentukan akurasi diperlukan kerja.
Sebagai sarana kedalaman pemotongan, pertama set-up kerja dan pisau, kemudian
meja kerja bersama dengan bekerja pada kompor, ke pinggiran pekerjaan yang bersentuhan
dengan kompor. Sekarang angkat kompor dorongan untuk memiliki pisau dari pekerjaan
dan putar slot kepala 3 dengan meja pendekatan ke sisi pisau untuk jarak yang sama
28
dengan kedalaman potong yang diinginkan, operasi dapat dimulai. Harus memastikan
bahwa meja kerja dalam memulai harus rileks dan tegang setelah tuas setting 4 oleh tuas
yang sama.
j. Perangkat dari Stop Dog
Sehingga Anda dapat bekerja secara bersamaan pada beberapa mesin, pergi ke
mesin untuk set-up bekerja, dan secara otomatis berhenti saat proses hobbing selesai.
Shutdown otomatis mesin dilakukan oleh anjing berhenti 1 (Gbr. 13) dipasang pada slot-T
pada slide pisau ketika 2 x K saklar batas, di mana motor terputus dari jaringan untuk
menghentikan sehingga efek mesin.
Gambar 13. Stoper mesin Hobbing
29
BAB IV
LANGKAH MEMBUAT RODA GIGI LURUS DENGAN MESIN HOBBING
A. Pembentukan Awal
Banyak aplikasi-aplikasi roda gigi ditemui di mesin-mesin. Terutama di dalam
gearbox. Di dalamnya terdapat banyak roda gigi yang saling berkait dan bekerja sama.
Selain di dunia industri, pada mainan anak-anak juga banyak yang memanfaatkan roda gigi
untuk menngerakkan mainan itu.
Contoh lain penerapannya antara lain pada lift. Lift barang maupun lift penumpang,
grab winch, hand winch, kerek dan lain-lain
Untuk itu selama dalam pelaksanaan PKLI di CV. Karya Mulya Utama tersebut
membatu sekaligus belajar tentang mesin hobbing didalam pembuatan roda gigi. Sebab
pada kesempatan itu pengerjaan dilakukan pada roda gigi lurus dikarena ada pesanan dari
pelanggan.
Pemotongan dan pembubutan bahan
Sebelum benda kerja masuk kedalam mesin hobbing terlebih dahulu bahan tersebut
dibentuk sesuai dengan diameter yang diinginkan. Pengerjaan membor pada mesin
hobbing juga disesusaikan jangan sampai pada saat pembubutan diameter mandrel terlalu
longgar usahakan diperketat dengan mandrelnya, sebab apabila terlalu longgar dalam
pemsangan benda kerja pada mandrel bisa jadi waktu pengerjaan meskipun sudah diikat
dengan baut bisa bergeser. Pemotongan benda awal dan pengerjaan benda kerja pada mesin
bubut dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Pemotongan danPembubutan bahan pada mesin bubut
30
B. Pengerjaan Bahan Roda Gigi
Setelah bahan dibubut pada mesin bubut dan sesuai yang diinginkan maka langkah
selanjutnya pengerjaan pada mesin hobbing. Bahan yang akan dibuat dalam mesin hobbing
usahakan bahan yang tidak mudah pecah, oleh sebab itu harus memilih bahan yang bener-
benar ulet dan kuat. Adapun bahan-bahan roda gigi dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Bahan hasil bubut untuk roda gigi
C. Perhitungan Roda Gigi
Gambar 8. Rumus roda gigi……(Umar Sukrisno; Hal.62).[4]
Perhitungan roda gigi lurus diatas merupakan pedoman atau acuan dalam pengerjaan
roda gigi mesin hobbing. Setelah mengetahui diameter benda kerja dan jumlah gigi yang
akan dikerjakan maka langkah selanjutnya pemilihan modul cutter mesin hobbing,
berbagai merek pisau yang digunakan, untuk melihat modul dan arah sudut daripada pisau
dapat dilihat Table 3, namun dalam pisau sendiri sudah tertera nomor sandi atau tipe modul
dan sudut seperti pada Gambar 19.
Dt = z . m Dl = m (z + m) Dd = m (z 2,5)
hz = 2 ,25 . m (Hobb ing) = 2 ,166 . m ( Fra is) Keter angan:
D= di ameter lubang Dt= d iameter tusuk Dl= d iameter luar/k epala Dd= d iameter dalam hz = t inggi gigi
N
4
D. L
1.
langka
diikatk
gigi h
berges
pengu
senter
turunk
agar ti
NO MO
1
2 1
3
4 1
5
6 2
7 2
8 2
LANGKAH
Pemasang
Bedan kerj
ah selanjutny
kan pada me
harus benar-b
ser saat pem
kuran darip
benda kerja
kan pengikat
idak mudah b
D
ODUL
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
Tabel
H PEMBUA
gan Benda K
rja roda gigi
ya ialah pam
eja kerja ber
benar kuat d
makanan G
ada center b
a adalah dai
t mandrel di
bergerak dis
DAFTAR PI
Α
1 o , 13
1 o , 33
1 o , 42
2 o , 1
2 o , 19
2 o , 24
2 o , 18
2 o , 52
3. Daftar Pis
Gambar 19.
ATAN RODA
Kerja pada
i yang sudah
masangan ben
rgerak berpu
dalam pengi
Gambar 16.
benda kerja,
il indicator s
iatas seperti
saat pemakan
ISAU MESIN
NO
9
10
11
12
13
14
15
16
sau Cutter M
. Pisau Hobb
A GIGI
Mandrel
h selesai dib
nda kerja pa
utar pada me
ikatan bautn
Pemasangan
, adapun ala
seperti Gam
Gambar 18
nan berlangs
N HOBBING
O MO
3
3
Mesin Hobbin
bing [6]
bubut sepert
ada mandrel,
esin hobbing
nya agar ben
n benda ke
at yang digu
mbar 17. Pad
8, itu berfun
sung.
G
ODUL
3
3
3,5
,75
4
5
6
7
ng
ti pada Gam
, dimana ma
g. Pemasanga
nda tersebut
erja juga d
unakan untu
a saat pema
ngsi untuk m
3
α
2 o , 47
3 o
2 o , 53
3 o , 05
2 o , 56
3 o , 21
3 o ,54
4 o , 11
mbar 15, mak
andrel terseb
an bahan rod
t tidak muda
iikuti denga
uk mengetah
asangan baha
menjaga baha
31
ka
but
da
ah
an
hui
an
an
32
Gambar 16. Mandrel
Gambar 17. Pengunaan dail indicator Gambar 18. Pengikat mandrel
2. Pemasangan Pisau
Pemasangan pisau frais pada mesin hobbing dilakukan setelah mendapatkan hasil
dari perhitungan bahan baik diameter kepala maupun jumlah gigi yang akan dibuat. Maka
dari itu dapat memilih jenis modul pisau frais yang berada pada Tabel 3. Pemasangan pisau
pada mandrel juga harus diperhatikan letak posisi pisaunya, bahwa pisau harus berada
center atau ditengeh-tengah benda kerja. Apabila posisi pisau sudah senter pada benda
kerja terlihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Pemasangan Pisau Frais
33
3. Setting Posisi Sudut Pisau Frais
Pengaturan posisi sudut pisau frais pada Gambar 21, sangat menentukan bentuk
dari pada roda gigi. Dalam menentukan sudut dan berapa menit yang akan ditentukan dapat
dilihat pada jenis modul yang digunakan, sebab pada pisau sudah tertera nomornya seperti
pada Gambar 19. Terdapat dua (2) cara untuk menntukan posisi pisau yang pertama ialah
pada derajat kemiringan itu 360 o , kedua ialah menentukan berapa menit dalam mesin
hobbing untuk satu garis itu menunjukkan 6 menit sampai pada 30 menit.
Gambar 21. Posisi sudut sesuai dengan pahat potong (cutting)
4. Pengantian Gear Roda Gigi
Proses selanjutnya dalam pengerjaan roda gigi mesin hobbing yaitu pengantian
roda gigi untuk mengatur kecepatan pemakanan dapat dilihat pada Gambar 22.
Sebelumnya melakukan penghitungan benda kerja yang akan dikerjakan, apabila jumlah
gigi sudah didapat maka bisa melihat Tabel 4, roda gigi mesin hobbing. Table 4
menunjukkan jumlah gigi yang akan dibuat dan juga roda gigi apa yang diganti.
Gambar 22. Gear roda gigi
34
Tabel 4. Pemilihan Roda Gigi Mesin Hobbing
5. Pengaturan Posisi Nol
Sebelum melakukan pemakanan benda kerja berada pada posisi nol dengan
mendekatkan benda kerja ke pisau frais, seperti pada Gambar 23. Cara memposisikan
benda kerja juga ada perhitungan roda gigi yang akan dibuat yaitu tinggi gigi hz = 2,25 . m.
pengatruan dilakukan dengan mengeser meja kerja dengan engkol, dimana dalam satu kali
putaran menunjukkan pergeseran benda kerja ialah lima (5) millimeter pada Gambar 23,
sebelumnya pisau ditarik ke atas agar benda kerja tidak terbentur.
Gambar 23. Pengaturan Posisi Nol
35
6. Menjalankan Mesin Hobbing
Pengerjaan roda gigi dengan mesin hobbing ada tiga metode yaitu dengan manual,
otomatis, dan cepat terlihat pada Gambar 24. Mesin hobbing sendiri juga disediakan alat
pengaturan stop dengan sendiri apabila pekerjaan sudah selesai yaitu stopper terlihat pada
Gambar 25, dengan adanya stopper tersebut pekerjaan yang lain bisa dikerjakan.
Menghidupkan mesin terdapat beberapa panel yang harus diketahui yaitu menghidupkan
aliran listrik berada pada bagian belakang mesin hobbing. Proses menjalankan mesin,
menghentikan dan juga menghidupkan pendingin. Pendingin yang digunakan mesin
hobbing yaitu tellus 68, keunggulan dari pendingin tersebut selain licin juga tidak mudah
berjamur biasanya tellus ini digunakan pada hidrolik.
Gambar 24. Panel Mesin Hobbing
Gambar 25. Stopper
36
E. Hasil Kerja Mesin Hobbing
Gambar 26. Hasil Roda Gigi pada PKLI
F. Foto Dokumentasi Kegiatan PKLI
37
Gambar 27. Foto-Foto Dokumentasi Selama PKLI
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Praktek Kerja Lapangan Industri merupakan pelajaran nyata dan pekerjaan
langsung di tempat. Tujuan Praktek Lapangan selain syarat mahasiswa mengikuti
matakuliah juga menerapkan ilmu pengetahuan, mendapatkan ilmu serta memahami proses
industri secara langsung. Namun juga dapat mempererat kerjasama antara kampus dengan
pihak perusahaan tempat PKLI.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 1980 tersebut sekarang ini telah memiliki
mesin yang cukup lengkap dalam pabrikasi pembuatan sperpart. Peningkatan konsumen
serta menjaga kualitas hasil pekerjaan merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Pengendalian mutu yang baik sehingga memiliki banyak konsumen yang percaya terhadap
pekerjaan dari perusahaan.
Kegiatan selama PKLI di Perusahaan membantu pekerjaan dari mengecat,
membubut, serta membuat roda gigi dengan mesin hobbing. Oleh sebab itu menambah
ilmu dalam proses produksi dari cara awal sampai pada finising pengerjaan benda kerja.
Pelaksanaan pembuatan roda gigi dengan mesin hobbing sangat efektif dan efisien, sebab
dalam sekali pekerjaan bisa dilakukan pekerjaan 2-4 roda gigi, namun tergantung dari pada
tebal bahan. Untuk itu laporan ini mengangkat proses pengerjaan roda gigi dengan mesin
hobbing.
Saran bagi CV. Karya Mulya Utama ialah pertama penambahan mesin skrap, kedua
pengadaan ventilasi atau pendingin ruangan, yang ketiga banyak karyawan dengan
memakai kedaran bermotor maka dari itu pembuatan atap sebagai pelindung dari hujan dan
panas di tempat parkir.
39
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sularso. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya
Paramita
[2] Gadabinausaha.2010. Roda Gigi – Gear. Diakses : http://w12.itrademarket.com. 20-02-
2011:11.00
[3] Siegbert Hollger.1992. Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam. Jakarta : Katalis
[4] Umar Sukrisno.1984.Bagian-Bagian Mesin dan Merencana. Jakarta : Erlangga
[5] The People’s Republic of China. 2007. Operation Manual for Hobbing. China:
Shanghai
[6] Hobbing Cutter.2010. Jenis-jenis Pisau Mesin Hobbing. Diakses :
http://www.tootoo.com . 02-03-2011:10.00
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusok sama2 mas....
BalasHapusminta file aslinya dong.. buat presentasi besok
BalasHapus